JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi memuji ratifikasi perjanjian kerja sama pertahanan baru antara Indonesia dengan Papua Nugini (PNG) hingga sejumlah proyek kerja sama kedua negara, saat bertemu dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Justin Tkatchenko di Jayapura, Papua, Hari Rabu.
Menlu Retno mengatakan, ini merupakan kali pertama pertemuan bilateral kedua negara digelar di Papua, di mana kedua negara berbagai perbatasan darat yang luas.
Dikatakan Menlu Retno, kedua negara memiliki komitmen yang kuat untuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain.
"Yang terpenting, kami mempunyai komitmen yang sama, hubungan kami harus membawa manfaat bersama dan membawa kesejahteraan bagi kedua bangsa, termasuk masyarakat yang tinggal di perbatasan negara kita," kata Menlu Retno dalam keterangannya Hari Rabu 8 Mei.
Lebih jauh Menlu Retno menjelaskan, ada beberapa hal yang dibahas kedua menteri luar negeri dalam kesempatan ini. Pertama, terkait dengan kerja sama politik dan keamanan.
"Indonesia menyambut baik selesainya proses ratifikasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Baru oleh PNG dan kami menantikan berlakunya implementasi perjanjian yang bermanfaat. Sebagai dua negara bertetangga yang memiliki perbatasan yang sangat luas, perjanjian ini sangat penting untuk memperkuat keamanan kita di tengah dinamika geopolitik yang terjadi di wilayah negara kita," jelas Menlu Retno.
Sementara di bidang kerja sama perbatasan, kami sepakat untuk mendorong kerja sama lebih lanjut guna memperkuat konektivitas di wilayah perbatasan.
Di bidang ekonomi, dengan pertumbuhan volume perdagangan kedua negara yang mencapai 247,6 juta dolar AS tahun lalu dan potensi besar yang dimiliki, lanjut Menlu Retno, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama mengenai Perjanjian Perdagangan Preferensial atau PTA antar negara.
"Kami berdua juga menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik PLN di Wutung, dan ini baru proyek tahap pertama," kata Menlu Retno.
Terkait dengan kerja sama pembangunan, Indonesia telah menyiapkan empat proyek yang menjadi komitmen dengan PNG sesuai dengan kebutuhan negara itu.
Itu meliputi modernisasi RS Port Moresby yang akan dimulai. Revitalisasi beberapa infrastruktur umum di Vanimo, termasuk SD Wutung yang terletak di dekat perbatasan Skouw Wutung. Beasiswa untuk pelajar dan PNS PNG. Keempat, pelatihan diplomasi untuk diplomat PNG dan negara Pasifik lainnya pada Juni mendatang.
"Untuk lebih mendukung proyek-proyek dan kerja sama ini di masa depan, kita juga telah menandatangani dua perjanjian. Pertama, Perjanjian Kerangka Kerja tentang Pengembangan dan Kerja Sama Teknis. Kedua, Perjanjian untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi diplomat dari negara-negara Pasifik," jelas Menlu Retno.
BACA JUGA:
Menlu Retno menambahkan, kedua menteri luar negeri juga membahas kerja sama dengan Kawasan Pasifik. Ia mengatakan, Indonesia sangat mementingkan hubungan baik dengan negara-negara Pasifik.
"Kami juga sepakat untuk bekerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Pasifik dan mempersiapkan negara-negara Pasifik dalam menghadapi tantangan bersama, termasuk terkait perubahan iklim dan pengelolaan perikanan. Saya berterima kasih kepada Pemerintah PNG atas komitmen teguh mereka mendukung keterlibatan Indonesia," kata Menlu Retno.
"Sebagai tetangga terdekat kita, PNG adalah mitra penting bagi Indonesia dalam keterlibatannya di Pasifik," pungkasnya.