Kepala UNRWA: Jumlah Anak yang Tewas di Gaza Selama 6 Bulan lebih Banyak dari Semua Konflik Dunia 4 Tahun Terakhir
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini. (Twitter/@UNLazzarini)

Bagikan:

JAKARTA - Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan, jumlah anak-anak yang terbunuh di Jalur Gaza selama enam bulan terakhir sungguh mengejutkan.

Dalam wawancara eksklusif dengan TASS Lazzarini mengungkapkan, sangat sulit untuk mendapatkan angka pasti dalam situasi perang.

"Tetapi saya yakin bahwa jumlah yang dipublikasikan (oleh Kementerian Kesehatan Gaza) memberikan gambaran yang cukup jelas tentang skala jumlah orang yang terbunuh di Gaza. Dan ini adalah mengerikan," kata Lazzarini, seperti dikutip 29 April.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya ketika Anda berpikir bahwa dalam enam bulan lebih dari 30,000 orang telah terbunuh. Kita tahu bahwa di antara mereka terdapat 13,000 anak-anak. Kita tahu bahwa ada lebih banyak anak-anak yang terbunuh di Gaza dalam enam bulan dibandingkan dengan semua konflik di seluruh dunia pada tahun 2016. empat tahun terakhir," paparnya.

Mengutip Xinhua, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pada Hari Minggu mengumumkan, tentara Israel membunuh 66 warga Palestina dan melukai 138 lainnya selama 24 jam terakhir, menyebabkan total korban tewas menjadi 34.454 orang dan korban luka-luka mencapai 77.575 orang, sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.

"Jadi, skala dan tingkat kehancurannya belum pernah terjadi sebelumnya," tegasnya.

"Hari ini, jika saya melihat jumlah karyawan UNRWA yang terbunuh di Gaza, 180 orang, dan saya bandingkan dengan jumlah total staf yang kami miliki, 13.000 orang, dan kemudian saya melihat jumlah orang yang terbunuh. dalam populasi Gaza yang lebih luas, selanjutnya kita membandingkannya dengan populasi secara keseluruhan, dan kita akan mendapatkan proporsi yang kurang lebih sama. Jadi, saya pikir proporsi dalam kasus ini adalah sesuatu yang sayangnya terdengar mungkin terjadi," urai Lazzarini.

Ketika ditanya apakah aman untuk mengatakan angka 34.000 itu tidak berlebihan, dia mengatakan datanya "pastinya berada pada skala ini, yaitu jumlah orang yang terbunuh."

"Dan saya bahkan tidak yakin bahwa jumlah ini mencakup semua orang yang masih berada di bawah reruntuhan, karena sebagian besar waktu jumlah orang yang meninggal dilaporkan dan dicatat melalui fasilitas rumah sakit," sebutnya.

"Jadi, menurut saya proporsi yang diberikan sayangnya mungkin mendekati kenyataan. Bahkan bisa lebih tinggi atau bisa saja disproporsi. Dan saya yakin itu tidak berlebihan," tandasnya.