Sekolah di Solo Mulai Belajar Tatap Muka pada Juli, Gibran Minta Orangtua Antar Jemput Anak
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming/Antara

Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan kesiapan sekolah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya dilakukan Juli 2021.

"Saya sudah melihat persiapan di SMPN 4 cukup baik, anak-anak sebelum masuk gerbang dicek temperaturnya, langsung cuci tangan, kemudian masuk kelas," kata Gibran di sela kegiatan Mider Projo di Solo, Jawa Tengah, dilansir Antara, Jumat, 5 Maret.

Meski diharapkan bisa memulai PTM di pertengahan tahun ini, dikatakannya, untuk jumlah siswa yang mengikuti masih dibatasi, yaitu 50 persen mengikuti PTM dan 50 persen masih mengikuti secara daring.

"Untuk yang mengikuti PTM harus dipastikan jaga jarak, menggunakan faceshield, AC dimatikan, jendela dibuka untuk memperbaiki sirkulasi udara. Apa yang dilakukan SMPN 4 Surakarta ini perlu ditiru oleh sekolah lain," katanya.

Ia mengatakan saat ini Pemkot Surakarta juga masih mengejar vaksinasi untuk guru dan staf sekolah. Dengan demikian, ketika mengikuti PTM para siswa dalam keadaan aman.

Sementara itu, mengenai sejumlah orang tua yang menanyakan kemungkinan pemberian vaksin untuk siswa, dikatakannya, sejauh ini belum ada instruksi dari Kementerian Kesehatan.

"Yang jelas vaksin ini bukan untuk kekebalan individu, tetapi kekebalan kelompok. Kalau guru sudah tervaksin otomatis kekebalan sekolah juga akan terlindungi, terutama anak-anak," katanya.

Ia juga meminta kepada orang tua siswa agar tetap proaktif mengawal siswa saat mengikuti PTM, termasuk mengantar jemput anak masing-masing.

"Sehingga mereka berangkat dan pulang dalam keadaan sehat, ketika tidak fit jangan dipaksakan masuk sekolah. Insyaallah Juli berjalan lancar dan secara bertahap ditambah," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMP N 4 Surakarta Muryanti mengatakan pihak sekolah sudah melakukan persiapan sarana dan prasarana pembelajaran.

"Bahkan orang tua siswa juga sudah siap. Mereka sudah menunggu, tinggal menunggu arahan dari wali kota. Kata pak wali jangan sampai ada klaster baru," katanya.