Nilai Barat Telah Membiarkan Proxy, Mantan Menhan Inggris Wallace: Di Mata Iran Kami Lemah
Ben Wallace. (Wikimedia Commons/Downing Street No.10/Simon Dawson)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, negara-negara Barat harus sadar terhadap ancaman Iran, setelah serangan drone dan rudal negara itu terhadap Israel.

Wallace mengatakan, perilaku Iran di wilayah tersebut telah memupus harapannya para reformis "suatu hari nanti akan menang atas kelompok garis keras".

"Saya telah belajar, saat melawan musuh-musuh Inggris, satu-satunya cara menghadapi pelaku intimidasi adalah dengan membalas," tulisnya di Daily Telegraph, dikutip dari The National News 17 April.

Lebih lanjut Menteri Pertahanan Inggris pada tahun 2019-2023 ini menjelaskan, London telah memperlakukan Iran dengan hati-hati "seperti anak kecil yang mengamuk di restoran".

"Kami telah menoleransi proxy dan pengaruh jahat," katanya.

"Dan banyak di antara kami, termasuk saya, berharap 'para reformis' suatu hari nanti akan menang atas kelompok garis keras," lanjutnya.

Wallace juga menyoroti keterkaitan Iran dengan Hamas, Houthi, Hizbullah, hingga menyebut Al Qaeda dan penyitaan kapal.

"Tetapi, tuntutan atas agresi Iran semakin meningkat. Mereka telah mempersenjatai, melatih dan mengarahkan Hamas, Houthi dan Hizbullah. Mereka telah menjamu para pemimpin Al Qaeda, menyita kapal dan menyandera," urai Wallace.

"Sampai saat ini, kami hampir tidak melakukan apa pun sebagai tanggapan. Di mata Iran, kami lemah dan kami harus bangkit," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Wallace juga menyerukan Israel untuk memihak Barat melawan Rusia untuk "membantu mengalahkan drone Iran" yang dikerahkan di Timur Tengah dan Ukraina.

Israel sebelumnya menolak seruan Wallace untuk membantu Ukraina, meskipun dia memperingatkan secara pribadi mereka akan "merasakan konsekuensi" dari investasi Rusia dalam program drone Iran, katanya.