Bagikan:

JAKARTA - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat mengumumkan pada Hari Senin, membuka penyelidikan kriminal runtuhnya jembatan Baltimore, Maryland pada Bulan Maret aibat sebuah kapal menabrak penyangga jembatan, sementara pejabat setempat mengonfirmasi penemuan jenazah keempat dari insiden tersebut.

Jembatan Francis Scott Key runtuh ke Sungai Patapsco pada dini hari tanggal 26 Maret, menewaskan enam orang yang sedang mengerjakan jembatan tersebut pada saat itu, setelah kapal kontainer besar tersebut kehilangan tenaga dan menabrak tiang penyangga. Jenazah dua korban masih hilang.

Ketika kecelakaan itu terjadi, Kapal Kargo Dali sedang meninggalkan Baltimore dalam perjalanan ke Kolombo, Sri Lanka, dengan 21 awak, ditambah dua pilot untuk memandunya keluar dari pelabuhan.

Agen FBI menaiki Kapal Kargo Dali untuk melakukan aktivitas penegakan hukum yang disetujui pengadilan terkait kecelakaan itu, kata juru bicara FBI. Juru bicaranya mengatakan, tidak ada informasi publik lainnya yang tersedia dan biro tersebut tidak akan memberikan komentar lebih lanjut, melansir Reuters 16 April.

Jenazah korban keempat ditemukan pada Senin, setelah penyelam melihat apa yang mereka yakini sebagai kendaraan konstruksi yang hilang, di dalamnya mereka menemukan jenazah tersebut, kata Key Bridge Unified Command dalam sebuah pernyataan. Rincian seputar identitas korban tidak dipublikasikan atas permintaan keluarga.

Investigasi atas keruntuhan kapal tersebut sebagian besar akan fokus pada apakah awak kapal Dali meninggalkan pelabuhan, karena mengetahui kapal barang tersebut mengalami masalah serius dengan sistemnya, Washington Post melaporkan sebelumnya.

Penyelidik keselamatan telah menemukan perekam "kotak hitam" kapal, yang menyediakan data tentang posisi, kecepatan, arah, radar, dan komunikasi audio dan radio jembatan, serta alarm.

Sementara itu, otoritas Baltimore mengatakan pada Hari Senin, mereka menyewa dua firma hukum, DiCello Levitt dan Saltz Mongeluzzi Bendesky Trial Lawyers, karena mereka mempertimbangkan litigasi terhadap pemilik, penyewa dan operator kapal tersebut.

Pemilik terdaftar kapal berbendera Singapura tersebut adalah Grace Ocean Pte Ltd. Synergy Marine Group mengelola kapal tersebut dan Maersk mencarter kapal tersebut.

Kepala Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS secara terpisah mengatakan kepada Kongres pekan lalu, para penyelidiknya telah mewawancarai personel penting kapal kargo sebagai bagian dari penyelidikannya.

Sementara itu, pekerjaan untuk membersihkan reruntuhan dan memulihkan lalu lintas melalui jalur pelayaran pelabuhan Baltimore terus berlanjut.

Penggantian jembatan tersebut kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, namun pihak berwenang telah membuka dua jalur sementara untuk memungkinkan beberapa kapal dengan draft dangkal untuk bergerak di sekitar kapal kontainer yang rusak.

Korps Insinyur Angkatan Darat AS. mengatakan dua minggu lalu, mereka memperkirakan akan membuka jalur baru ke Pelabuhan Baltimore pada akhir Bulan April.

Sebelumnya, kapal yang sama juga terlibat dalam insiden di pelabuhan Antwerp, Belgia, pada tahun 2016, ketika kapal tersebut menabrak dermaga saat mencoba keluar dari terminal peti kemas Laut Utara.

Inspeksi pada Bulan Juni 2023 yang dilakukan di San Antonio, Chili, menemukan kapal tersebut memiliki kekurangan pada mesin penggerak dan mesin bantu, menurut data di situs publik Equasis, yang menyediakan informasi tentang kapal.

Sedangkan menurut Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura, kapal tersebut lolos inspeksi pelabuhan asing pada Bulan Juni dan September lalu.