Bagikan:

JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri menyebut perpanjangan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) El-Nino bertujuan untuk menciptakan panggung baru terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Bahkan, dinilai sebatas untuk meningkatkan perolehan suara.

Pandangannya itu disampaikan ketika hadir sebagai ahli dari pihak pemohon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Senin, 1 April.

"Saya ingin menunjukkan lagi, El Nino-nya sudah mereda, minta perpanjang El Nino, kenapa sih minta diperpanjang? karena ingin diciptakan panggung-panggung baru, ngga cukup digelontorkan lewat mekanisme yang ada, tapi harus ditunjukkan nih yang ngasih nih pake seragam tertentu, pesan tertentu, dan sebagainya dan sebagainya, jadi panggung-panggung yang diciptakan itu untuk memastikan fektivitas bansos ini semaksimal mungkin," ucap Faisal.

Pemerintah diketahui memperpanjang pemberian bantuan langsung tunai El-Nino hingga Juni 2024. Menurut Faisal, perpanjangan itu juga hanya untuk meningkatkan perolehan suara di Pemilu 2024.

Dasar dari penilaian itu kareba El Nino telah mereda. Kemudian, intensitas dan jumlah wilayah kekeringan yang mengalami kekeringan dan banjir ataupun cuaca ekstrim pada 2023 jauh lebih rendah dibandingan 2021.

"Kenapa 2021 ndak ada (bantuan) El Nino? Jadi nyata bahwa El Nino ini kebutuhan utk meningkatkan suara, only that, dari segi data itu, ini yang sangat memilukan dan seolah-olah kita semua bodoh," kata Faisal.

Kemudian, Faisal juga menyampaikan keanehan soal kebijakan impor 3 juta ton beras. Sebab, bila digelontorkan ke pasal tidak akan terjadi kenaikan harga pada Februari 2024.

"Logikanya, kalau 3 juta ton beras ini digelontorkan ke pasar, tidak mungkin harga beras mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Februari lalu," kata Faisal.