JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Ketua PBNU Said Aqil Siradj menjadi komisaris utama merangkap komisaris independen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Penunjukan Said Aqil ini menggantikan posisi Jusman Syafii Djamal.
Penunjukan Said Aqil ini dibenarkan oleh Riza Primadi yang juga ditunjuk menjadi komisaris dari perusahaan transportasi pelat merah tersebut.
"Betul, Said Aqil Siroj sebagai Komisaris Utama KAI merangkap Komisaris Independen," katanya, saat dihubungi VOI, Rabu, 3 Maret.
Berdasarkan perubahan susunan Dewan Komisaris PT KAI yang diterima VOI, selain Said, Erick juga menunjuk beberapa orang lainnya.
Pertama, ia sendiri ditunjuk menjadi komisaris independen. Kedua, Rochadi yang menempati posisi komisaris independen.
Kemudian, ketiga, Diah Nataliza menjadi komisaris. Terakhir, Chairul Anwar yang ditunjuk menjadi komisaris perusahaan.
Kata Riza, Erick Thohir juga masih mempertahankan beberapa nama pada posisi dewan komisaris lama. Mereka adalah, Pungky Sumadi, Criss Kuntadi dan Freddy Haris. Erick juga tidak mengubah posisi dewan direktur.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj pernah menceritakan pengalamannya menunaikan salat Jumat di sejumlah masjid, salah satunya di perusahaan BUMN. Said Aqil menemukan masih ada masjid yang isi ceramahnya kata-kata makian.
BACA JUGA:
Said Aqil meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memindaklanjutinya. Bagi Said Aqil, bila kondisi ini dibiarkan dikhawatirkan malah terjadi penyebaran paham radikalisme.
“Oh iya pak, di masjid masjid ini terutama di BUMN, waduh, kalau khotbah Jumat, bukan katanya, saya pernah sudah mendengarkan sendiri pak, pernah dengar sendiri. Gus Dur bego, Said Aqil, Jokowi goblok, itu kan Masyaallah. Apa itu khotbah Jumat seperti itu," ujar Said Aqil dikutip dari akun Youtube 164 Channel - Nahdatul Ulama, Jumat, 29 Januari.
Dalam pertemuan dengan Kapolri, Said Aqil juga merinci beberapa masjid yang sempat menjadi lokasi ceramah berunsur penghinaan tersebut.
"(Ceramah) Itu di (masjid) BUMN di Telkomsel, di Telkom, di PLN, di Pertamina bukan di Pertamina pusat (tapi) di Pertamina Patra. Di Pegadaian sini juga nih sebelah. Jadi kenapa itu dibiarkan. Seperti itu," kata dia
"Belum lagi aliran-aliran dana dari Baznas, dulu ngalirnya ke mana? Silakan bapak lihat. Sekarang baru bersih-bersih tugas Pak Noor Achmad (Ketua Baznas) tugasnya. Jangan-jangan malah ada yang ke ISIS juga nanti," kata dia.