Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) pada Hari Selasa mengatakan, organisasinya hanya memiliki dana yang cukup untuk menjalankan operasional hingga akhir Mei, lantaran banyaknya donor yang menghentikan pendanaan mereka karena tuduhan Israel yang menyebut adanya beberapa staf badan itu terlibat dalam serangan Hamas Oktober lalu.

"Apa yang bisa saya katakan hari ini adalah, kami dapat menjalankan operasi kami hingga akhir Mei, sedangkan sebulan yang lalu saya hanya mendapat visibilitas selama satu atau dua minggu ke depan,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini kepada Reuters di Jenewa, Swiss, seperti dikutip 26 Maret.

"Tetapi hal ini juga menunjukkan betapa buruknya situasi keuangan organisasi ini," lanjutnya.

UNRWA, yang memberikan bantuan dan layanan penting kepada pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel dan seluruh wilayah tersebut, berada dalam krisis sejak Israel menuduh 12 dari 13.000 stafnya di Gaza terlibat dalam serangan terhadap Israel pada 7 Oktober, memicu perang di daerah kantong Palestina.

Tuduhan tersebut mendorong beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, untuk menghentikan pendanaan. Namun, banyak negara, termasuk Kanada, Australia, Finlandia dan Swedia, telah melanjutkan kontribusi mereka.

"Saya berharap lebih banyak dari mereka yang kembali," kata Lazzarini tentang para donor.

Sebelumnya, Israel telah memberi tahu PBB mereka tidak akan lagi menyetujui konvoi makanan UNRWA ke utara Gaza, di mana kelaparan kemungkinan besar akan terjadi pada Bulan Mei, menurut laporan yang didukung PBB yang diterbitkan pekan lalu. Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan pada Hari Senin, Israel akan berhenti bekerja sama dengan UNRWA di Gaza.

Lazzarini menggambarkan keputusan Israel untuk tidak mengizinkan konvoi makanan UNRWA ke Gaza utara, dirancang untuk "mencegah orang-orang yang berada dalam bahaya kematian" untuk bertahan hidup.

"Rencana B adalah kembali ke rencana A. Yang paling penting adalah konvoi memiliki akses ke utara," jelas Lazzarini.

"Kami pasti akan mencari kemitraan, siapa lagi yang bisa melakukannya atas nama kami. Fokus kami adalah orang-orang yang berada dalam bahaya kematian saat ini di utara Gaza," tandasnya.