Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan, keputusan Amerika Serikat untuk tidak memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, akan merugikan Israel dalam perundingan untuk membebaskan para sandera yang ditahan oleh para teroris di wilayah kantong Palestina tersebut.

Berbicara kepada Radio Angkatan Darat, Katz menarik garis lurus antara penolakan Hamas terhadap persyaratan Israel untuk gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan sebagai imbalan bagi para tawanan, dengan keputusan AS untuk mengizinkan langkah tersebut untuk diloloskan, yang ia sebut sebagai "kesalahan moral dan etika."

"Hamas membangun fakta bahwa akan ada gencatan senjata tanpa harus membayar apa pun," katanya, melansir The Times of Israel 26 Maret.

Lebih lanjut Menlu Katz mengatakan, hubungan antara Yerusalem dan Washington tetap kuat, mencatat pertemuan mendatang dengan Senator Republik Lindsey Graham dan menggambarkan posisi Presiden Joe Biden sebagai hasil dari tekanan "sayap radikal" di dalam partai Demokrat.

Namun ia mengatakan, pesan yang disampaikan dalam resolusi tersebut, terutama versi bahasa Arabnya, adalah "Hamas tidak perlu terburu-buru" untuk mencapai kesepakatan.

Ia mengatakan, hasilnya adalah Israel perlu meningkatkan tekanan militer untuk membuktikan komitmennya dalam membebaskan para sandera dan menumpas Hamas.

"Dalam pandangan kami, ada sebuah pesan, pesan yang tidak baik, kepada siapa pun di pihak Hamas, bahwa AS tidak terlalu mendukung Israel, sehingga kami perlu membuktikan, secara militer, bahwa kami akan tetap pada tujuan kami," tandasnya.

Diketahui, Dewan Keamanan PBB berhasil menyepakati resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza, Palestina. Resolusi 2728 yang diajukan oleh 10 negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (Aljazair, Ekuador, Guyana Jepang, Korea Selatan, Malta, Mozambik, Sierra Leone, Slovenia dan Swiss) ini, mendapat dukungan dari 14 negara, dengan Negeri Paman Sam memilih abstain.

Menlu Katz sebelumnya menuliskan di X, negaranya tidak akan mematuhi resolusi tersebut.

"Negara Israel tidak akan melakukan gencatan senjata. Kami akan menghancurkan Hamas dan terus bertempur hingga sandera terakhir kembali ke rumah," kata Katz, dikutip dari CNN.

Resolusi ini disepakati setelah dewan gagal menyepakati tiga rancangan resolusi sebelumnya lantaran veto oleh negara anggota tetap dewan.

"Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak bisa dimaafkan," tulis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di media sosial.