Bagikan:

JAKARTA - PT Salim Ivomas Pratama Tbk melaporkan kinerja tahun buku 2020. Meski dibayangi 'hantu' pandemi COVID-19, produsen minyak goreng bermerek Bimoli ini berhasil mencatatkan laba bersih setelah di tahun 2019 mengalami rugi bersih.

DIkutip dari laporan keuangan emiten bersandi saham SIMP, di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 2 Maret, perusahaan berhasil membukukan penjualan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp14,74 triliun pada 2020. Pencapaian itu naik 6 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp13,65 triliun.

Pendapatan dari sektor perkebunan mencapai Rp8,45 triliun. Sementara sektor minyak dan lemak nabati sebesar Rp11,45 triliun, dan lain-lain atau eliminasi Rp5,43 triliun.

Meski pendapatan naik, Salim Invomas mencatatkan penurunan beban pokok penjualan sebesar Rp11,47 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp11,56 triliun. Perusahaan milik konglomerat Anthony Salim ini juga berhasil menekan sejumlah beban, seperti beban penjualan dan distribusi menjadi sebesar Rp497,9 miliar, beban umum dan administrasi Rp699,04 miliar, dan beban operasi lain sebesar Rp122,14 miliar.

Alhasil, Salim Invomas berhasil mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp234,28 miliar. Angka tersebut jelas jauh lebih baik dibanding posisi 2019 yang merugi Rp546,14 miliar.

Adapun total liabilitas Salim Invomas berhasil turun menjadi Rp16,9 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar Rp17,12 triliun. Sementara total aset perseroan naik menjadi Rp35,39 triliun, lebih tinggi daripada posisi Rp34,91 triliun.

Di samping itu, total kas dan setara kas naik 41,43 persen ke posisi Rp2,42 triliun per akhir Desember 2020. Pada akhir 2019, posisi kas setara kas perseroan di posisi Rp1,71 triliun.