Bagikan:

JAKARTA - Produsen minyak goreng Bimoli milik konglomerat Anthony Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) meraup berkah dari lonjakan harga minyak sawit mentah. Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan di sepanjang 2021.

Salim Ivomas mampu mengantongi kenaikan laba bersih 320,19 persen secara tahunan menjadi Rp984,41 miliar pada 2021. Hal tersebut didorong pendapatan SIMP sebesar Rp19,66 triliun alias naik 35,81 persen dari capaian Rp14,47 triliun pada 2020.

Presiden Direktur Salim Ivomas Pratama, Mark Wakeford mengatakan, rerata harga jual crude palm oil (CPO) sepanjang 2021 meningkat 35 persen year-on-year (yoy). Kenaikan itu mengimbangi penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 8 persen yoy menjadi 2,78 juta ton dan produksi CPO yang turun 7 persen YoY menjadi 687.000 ton.

Menurutnya, Grup SIMP meraih performa yang kuat pada 2021. Laba bruto SIMP naik 71 persen yoy menjadi Rp5,15 triliun, laba operasi naik 64 persen yoy menjadi Rp2,91 triliun, dan EBITDA naik 42 persen yoy menjadi Rp4,47 triliun.

Lebih lanjut, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk SIMP melonjak 320,19 persen dari Rp234,28 miliar pada 2020 menjadi Rp984,11 miliar pada 2021. Menurut Wakeford, laba produsen minyak goreng Bimoli itu turut didorong oleh kenaikan laba operasional dan penurunan biaya keuangan.

"Kami mendapat manfaat dari kenaikan harga komoditas sepanjang 2021, terutama didorong oleh pertumbuhan permintaan global terhadap minyak nabati dan penurunan produksi akibat dampak cuaca," ujar Wakeford dalam keterangan tertulis, Rabu 2 Maret.

Wakeford menambahkan divisi Edible Oils & Fats (EOF) perseroan mencetak performa yang sangat kuat. Seiring dengan pertumbuhan volume penjualan dan harga rata-rata produk, divisi minyak dan lemak nabati itu menghasilkan kenaikan penjualan sebelum eliminasi sebesaar 42,09 persen dari Rp11,45 triliun pada 2020 menjadi Rp16,27 triliun pada 2021.

"Kami akan melanjutkan prioritas terhadap investasi modal di area pertumbuhan, program replanting sawit, dan infrastruktur. Kami juga fokus untuk meningkatkan kontrol biaya dan efisiensi," imbuhnya.

Selain itu, SIMP terus mengembangkan inovasi untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit dengan prinsip keberlanjutan. Hingga akhir 2021, SIMP menggenggam total aset Rp35,39 triliun, termasuk kas dan setara kas Rp3,72 triliun.