Sebenarnya Bagaimana sih Jalur Distribusi Produsen Bimoli Milik Konglomerat Anthony Salim yang Diduga Timbun 1,1 Juta Kilogram Minyak Goreng?
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Akhir pekan lalu, produsen minyak goreng milik konglomerat Anthony Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) tengah menjadi sorotan setelah Satgas Pangan Sumatra Utara menemukan sekitar 1,1 juta kilogram (kg) atau 1.100 ton minyak goreng kemasan dengan merek inisial B di salah satu gudang di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Tentunya, temuan ini mengejutkan. Pasalnya, hal tersebut mengemuka di tengah kelangkaan minyak goreng degan harga sesuai HET di pasaran.

Di sisi lain, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga tengah menjalankan penyelidikan soal dugaan kartel komoditas tersebut, seiring dengan harga yang stabil tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Salim Ivomas, yang merupakan anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) itu, dalam pernyataan resmi, menegaskan bahwa minyak goreng kemasan di gudang Deli Serdang merupakan stok yang siap dikirimkan ke pemesan. Perusahaan secara implisit membantah dugaan penimbunan.

"SIMP sebagai Perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia senantiasa mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal ini terkait dengan peraturan Kemensterian Perdagangan," kata Sekretaris Perusahaan SIMP Yati Salim dalam siaran pers, dikutip Senin 21 Februari.

Yati mengemukakan bahwa pabrik minyak goreng perusahaan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan minyak goreng di pabrik mi instan Grup Indofood yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Deli Serdang.

"Hal ini demi memastikan kebutuhan pangan tersedia suplainya dengan baik," katanya.

Hasil produksi minyak goreng perusahaan di pabrik Lubuk Pakam, Deli Serdang dialokasikan terutama untuk kebutuhan pabrik mi instan Indofood di wilayah Sumatra dengan volume sebesar 2.500 ton per bulan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, Yati mengatakan kelebihan produksi diproses SIMP menjadi minyak goreng bermerek dalam berbagai ukuran terutama kemasan 1 liter dan 2 liter sebanyak 550.000 karton per bulan. SIMP tercatat memproduksi sejumlah merek minyak goreng kemasan, di antaranya adalah Bimoli, Bimoli Spesial, Delima, dan Happy.

"Produksi ini rutin didistribusikan kepada distributor dan pasar modern kami yang berada di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan dan Jambi," terangnya.

Nah, yang jadi pertanyaan, ke mana saja pasokan minyak goreng produksi SIMP secara nasional?

Laporan keuangan SIMP memperlihatkan kenaikan penjualan sebesar 37 persen secara tahunan menjadi Rp14,13 triliun pada kuartal III 2022. Pertumbuhan ini ditopang kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) produk sawit serta produk minyak dan lemak nabati, khususnya kenaikan volume penjualan produk minyak goreng.

Pendapatan SIMP dari pos penjualan minyak goreng dan nabati atas kontrak kepada pelanggan sepanjang Januari-September 2021 mencapai Rp11,66 triliun. Dari total penjualan tersebut, pendapatan terbesar diperoleh dari penjualan di dalam negeri senilai Rp9,31 triliun, sedangkan ekspor senilai Rp2,35 triliun

Seperti dalam laporan tersebut, SIMP memang turut mendistribusikan minyak goreng ke entitas usaha di bawah Grup Indofood. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indomarco Adi Prima merupakan pelanggan terbesar dengan penjualan kumulatif individual masing-masing lebih dari 10 persen terhadap total penjualan.

Penjualan minyak dan lemak nabati ke ICBP, perusahaan produsen mi instan merek Indomie, mencapai Rp2,02 triliun sepanjang Januari-September 2021. Sementara itu, untuk penjualan ke Indomarco Adi Prima bernilai Rp1,75 triliun pada periode yang sama.

Indomarco Adi Prima merupakan salah satu anak usaha INDF yang bergerak di bidang distribusi atau distributor dari produk konsumer. Perusahaan ini juga merupakan distributor bagi PT Indomarco Prismatama, perusahaan pengelola jaringan ritel Indomaret.

Indomaret sendiri merupakan bagian dari bisnis Grup Salim lewat kepemilikan saham Anthony Salim sebesar 25,30 persen di PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). Berdasarkan laporan keuangan DNET, Indomarco Prismatama mencatat penjualan senilai Rp66,36 triliun selama periode Januari sampai September 2021.

Adapun, laba komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp765,73 miliar, mendekati capaian sepanjang 2020 sebesar Rp1,52 triliun.