Bagikan:

JAKARTA - Ornamen lampu hias 'Ramadan Lights' kembali menerangi pusat Kota London pada Bulan Ramadan tahun ini, atau kali kedua berturut-turut sejak dimulai tahun lalu, dengan Wali Kota Sadiq Khan mengatakan ini pesan keberagaman yang jelas dari ibu kota Inggris itu.

Prosesi penyalaan lampu hias tersebut dipimpin oleh Wali Kota Khan pada Hari Kamis malam lalu. Hiasan lampu ini akan dinyalakan setiap malam selama Bulan Puasa hingga Idulfitri tiba.

"Pameran yang mempesona ini mengirimkan pesan yang jelas kepada dunia: London adalah untuk semua orang dan kami merayakan keberagaman kami," tulis Wali Kota Khan di Twitter, seperti dikutip 8 Maret.

Aktor Inggris Adil Ray dan Rahima Aziz dari Aziz Foundation juga menghadiri upacara penyalaan rangkaian lampu yang menghiasi Coventry Street dekat Piccadilly Circus di pusat kota London, dikutip dari The National News.

Tampilan lampu baru tahun ini menampilkan desain Islami dan tanda-tanda iluminasi yang mengucapkan "Selamat Ramadan" kepada orang yang lewat.

Proyek ini didirikan oleh Aisha Desai dan Ramadan Lights UK, dan lampu tahun ini diselenggarakan dan didanai oleh Aziz Foundation.

Desai, pendiri Ramadan Lights, merasa proyek ini telah memberikan rasa memiliki bagi umat Islam Inggris.

"Ini sangat kuat," katanya.

Banyak non-Muslim yang semakin penasaran dengan Ramadan dan apa saja yang terkandung di dalamnya, tambahnya.

"Ini menyebarkan kesadaran dengan cara yang baik melalui seni dan instalasi cahaya," katanya.

"Itu adalah ide yang datang dari saya, namun saya mendorong umat Islam dan orang-orang dari agama lain untuk terus melanjutkan dan melakukannya," tandasnya.

Desai telah mengawasi pertumbuhan perayaan di pusat kota London, mulai dari crowdfunding yang sederhana hingga instalasi lampu "Selamat Ramadan" di London utara selama empat tahun terakhir.

Konsepnya telah menyebar ke Eropa, dengan sekelompok wanita luar biasa yang menyalakan lampu untuk pertama kalinya di Cologne, Jerman.

"Ada juga lampu di Frankfurt dan Oslo di luar balai kota," ungkap Desai.

"Inilah intinya, melibatkan komunitas lain di tempat lain sehingga mereka dapat melakukannya sendiri," terangnya.

Desai mengatakan kesuksesan acara tersebut "sangat tidak terduga, dengan cara yang sangat indah".

"Langit adalah batasnya dan Anda dapat melakukan apa pun yang Anda ingin lakukan selama Anda tetap memikirkannya dan melakukannya," katanya.