Wali Kota Muslim Pertama Sadiq Khan Kembali Pimpin Kota London
Foto: Instagram @Sadiqkhan

Bagikan:

JAKARTA - Sadiq Khan kembali terpilih menjadi wali kota London, Inggris untuk periode kedua. Politikus Partai Buruh itu menjadi Wali Kota London beragama Islam pertama yang terpilih 5 tahun lalu.

Di sisi lain, kemenangan Khan juga menjadi angin segar bagi Partai Buruh yang menderita kekalahan dari Partai Konservatif di pilkada lainnya. Diketahui, Khan cukup unggul tipis dari saingannya, Shaun Bailey dari Partai Konservatif yang berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Boris Johnson.

Mengutip Reuters, Minggu 9 Mei, selisih kemenangan Khan terbilang tipis yakni 55,2 persen sedangkan Bailey mendapatkan 44,8 persen. Namun berbagai polling sebelumnya cenderung memenangkan Khan.

Sebanyak 997.601 suara berhasil diraih Khan dari sejuta lebih suara yang masuk. Jumlah pemilih kali ini memang lebih sedikit dari pemilihan sebelumnya.

"Saya merasa tersanjung dengan kepercayaan yang diberikan warga London untuk terus memimpin kota terbesar di dunia. Saya berjanji akan berusaha keras membangun masa depan lebih baik dan lebih cerah bagi London setelah melalui hari-hari yang gelap akibat pandemi," ungkap Khan.

Dalam pidato kemenangannya, Khan juga mengatakan selama masa jabatan kedua ini dia akan fokus membangun jembatan antarkomunitas yang berbeda dan antarbalai kota serta pemerintah.

Tidak hanya itu, Khan juga berniat memastikan London memainkan perannya dalam pemulihan nasional dan membangun masa depan yang lebih hijau dan lebih cerah untuk Ibu Kota.

Dalam memimpin kota berpenduduk hampir 9 juta jiwa itu Khan tidak luput dari banyak tantangan, setelah menggantikan Johnson sebagai wali kota sebelumnya. Tantangan tersebut seperti meningkatnya kasus kejahatan dan kekerasan di London, terutama melibatkan para remaja.

Akibat kasus tersebut, Khan sempat berseteru di Twitter dengan mantan presiden AS Donald Trump saat masih menjabat. Perseteruan itu menyoal larangan perjalanan orang-orang dari negara Muslim yang dicetuskan Trump. Trump menuduh Khan melakukan pekerjaan yang sangat buruk dalam melawan terorisme dan menyebutnya sebagai "pecundang" dan "aib nasional."