Kata Wapres Ma'ruf Amin, Wisata Halal Bukan Berarti Wisatanya Disyariahkan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (Foto: Twitter @Kiyai_MarufAmin)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memandang ada sejumlah pihak yang salah mengartikan konsep wisata halal. Timbul mispersepsi bahwa wisata halal berarti wisatanya disyariahkan

Akibatnya, beberapa daerah keberatan mengaplikasikan konsep wisata halal ini. Sehingga ini menghambat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Padahal, konsepnya tidak seperti itu.

"Sepertinya ada kesan bahwa wisata syariah itu wisatanya akan disyariahkan. Kemudian, ada daerah-daerah yang keberatan,” kata Ma'ruf, dikutip dalam laman Sekretariat Kabinet, Jumat, 7 Mei.

Padahal, menurut Ma'ruf, yang dimaksud konsep wisata halal adalah penyediaan layanan-layanan syariah di setiap destinasi wisata. Dengan demikian, hal ini akan memberikan kenyamanan tersendiri kepada para wisatawan, khususnya wisatawan muslim.

“Di situ kita ingin nanti di tempat-tempat wisata itu ada layanan syariah, layanan halal, restoran halal, ada tempat salat,” ujar dia.

Ma'ruf mencontohkan mencontohkan penerapan konsep wisata halal di Kota Beijing, Tiongkok. “Saya pernah ke Beijing. Di Beijing itu ada restoran halal, ada tempat salat. Layanannya itu dari (Pemerintah Kota) Beijing, sehingga banyak saya lihat (wisatawan) dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan dari beberapa negara lain itu banjir ke sana dan mereka nyaman,” ungkapnya. 

Ma'ruf memandang, rendahnya literasi masyarakat dalam memahami ekonomi syariah menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mengembangkan wisata halal Untuk itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan literasi masyarakat mengenai ekonomi syariah termasuk pentingnya mengembangkan wisata halal.

“Ekonomi syariah itu sesuatu yang baik, yang berkeadilan, yang membawa kebaikan dari berbagai sektor. Tentu kita ingin menghilangkan persepsi yang salah tentang wisata halal atau wisata syariah," lanjutnya.

Lebih lanjut, Ma'ruf bilang di Nusa Tenggara Barat saat ini sudah mulai ada pendidikan pariwisata bagi santri melalui balai latihan kerja (BLK) di pesantren-pesantren yang salah satu tujuannya untuk mencetak para pemandu wisata halal.

Di samping penyediaan tenaga kerja yang mengerti syariah, menurut Wapres, berbagai fasilitas pelayanan syariah yang mendukung wisata halal juga akan terus dikembangkan.

“Bahkan kita ingin mengembangkan selain travel halal juga semua fasilitas, termasuk spa halal. Itu yang akan kita lakukan dan sudah mulai di beberapa daerah,” imbuhnya.