Bagikan:

JAKARTA - Sandiaga Uno resmi dilantik sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menggantikan Wishnutama pada Rabu 23 Desember 2020. Sandi, sapaan akrabnya, mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk membangkitkan wisata halal.

"Beliau (Ma'ruf) meminta beberapa produk pariwisata yang sudah berjalan hingga kini untuk dilakukan inovasi-inovasi. Misalnya, wisata halal, desa wisata, dan beberapa kegiatan lainnya yang menyentuh aspek ekonomi rakyat," kata Sandiaga saat pertama kali ditunjuk menjadi Menparekraf.

Selang beberapa hari, warganet di Twitter menyampaikan keberatannya soal wisata halal yang digaungkan tersebut. Pro kontra pun muncul di jagat media sosial.

Sandiaga sendiri mengatakan, perdebatan di media sosial tersebut sangat tidak perlu karena bersifat kontraproduktif. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, dirinya berharap agar semua pihak bisa bekerja sama untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Itu agar lapangan kerja dapat dibuka seluas-luasnya. Mari semua pihak bergandengan tangan untuk memastikan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata pasangan Prabowo saat Pilpres 2019 ini, usai melakukan pertemuan bersama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Bali, Minggu 27 Desember.

Menarik lebih ke belakang, atau saat kontestasi Pilpres 2019 lalu, Sandiaga pernah mengusulkan untuk mengembangkan wisata halal saat berkampanye di Bali. Pada saat itu, pemilik PT Saratoga Investama Sedaya Tbk tersebut menyatakan, ceruk pasar wisata halal sangat menggiurkan.

"Prabowo-Sandi fokus untuk memberdayakan UMKM, meningkatkan kewirausahaan dan di Bali sendiri pariwisata kita harapkan pariwisata akan lebih baik dan multiplier effect-nya banyak sekali kepada UMKM. Salah satunya juga pariwisata halal, banyak potensinya, dan sekarang banyak diambil oleh Bangkok, Thailand," ujar Sandiaga di Denpasar, Bali, Minggu 24 Februari 2019 lalu, dikutip dari merdeka.com.

"Kita ingin Bali, Indonesia secara umum, juga ngambil potensi pariwisata halal yang konon kabarnya di atas Rp3.000 triliun potensinya. Ini sangat luar biasa potensinya kalau bisa kita ambil untuk gerakan ekonomi di Bali," imbuh Sandiaga Uno.

Setelah ungkapan Sandi tersebut, Ma'ruf Amin merasa tersanjung program wisata halal atau syariah yang telah lama dia gagas ditiru oleh Sandi. Ma'ruf Amin yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum MUI itu menuturkan, sejak 20-30 tahun lalu wisata syariah telah ia kembangkan dalam bentuk hotel syariah, sampai travel syariah.

"Jadi kalau dia (Sandiaga) mau ikut mendukung terima kasih," kata Ma'ruf kala itu.

Dikutip dari studipariwisata.com, pariwisata/wisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam.

Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.

Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan.

Kemudahan ini bisa berupa penyediaan tempat salat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa pengumuman maupun azan jika telah memasuki waktu salat selain tentunya tidak adanya makanan atau minuman yang mengandung alkohol dan adanya hiburan Islami selama perjalanan.

Tidak Mensyariahkan Destinasinya

Dan setelah resmi menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin menyatakan penerapan prinsip syariah dalam sektor pariwisata atau yang kini kerap disebut wisata halal, tidak akan mengganggu objek wisata yang sudah ada di daerah yang warganya mayoritas nonmuslim.

"Daerah-daerah, seperti wisata, daerah nonmuslim, bukan destinasinya yang disyariahkan, tapi di situ ada layanan-layanan supaya Muslim, baik dari dalam negeri dan luar negeri merasa nyaman,” kata Wapres KH Ma’ruf Amin dikutip dari Antara.

Penerapan syariah dalam pariwisata atau wisata halal, kata Wapres, tidak perlu mengubah objek wisata yang sudah ada. Standar pelayanan yang ditingkatkan agar ramah bagi semua wisatawan. Karena itu, ia mengatakan bagi setiap daerah yang ingin menerapkan ekonomi syariah maupun wisata halal, harus menunjukkan kemauan dari semua pihak dan melakukan persiapan.

"Destinasi enggak diubah, kita jual destinasi yang sudah dibangun, alam kita yang indah, namun di sana ada pelayanan syariah supaya wisatawan menjadi aman," ujarnya.

Ia mengatakan pemerintah kini terus mendukung perkembangan ekonomi syariah hingga ke daerah-daerah. Karena itu ia meminta pemerintah daerah juga harus menunjukkan keseriusan.