Bakal Berkantor di Bali, Menparekraf Sandiaga Uno Ingin Lihat Langsung Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. (Foto: Instagram @sandiuno)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berencana berkantor di Bali. Hal ini dilakukannya untuk melihat dan memulihkan geliat di salah satu destinasi pariwisata tersebut.

"Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali beberapa hari. Ini berkantor benar ya, bukan berkunjung tapi berkantor," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan yang dikutip Sabtu, 24 Januari.

Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga menyebut, berkantornya dia di Bali juga sebagai upaya untuk menghindari adanya laporan bersifat 'asal bapak senang' atau kerap disebut sebagai budaya ABS dari anak buahnya. 

"Saya sangat menikmati kalau kita langsung mendengar tanpa ada laporan dari staf Kementerian Pariwisata yang 'asal bapak senang'. Saya pengalaman di pemerintahan itu kadang-kadang laporan, 'bagus pak, bagus pak', tapi begitu saya tanya ternyata enggak seperti itu," tegasnya.

Lebih lanjut, saat ini sektor pariwisata memang terdampak paling parah akibat pandemi yang terjadi sejak 2020 lalu. Salah satunya sektor pariwisata di Bali. 

Bahkan kata dia, lebih dari 80 persen masyarakat Bali yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini pun berduka. Mereka kehilangan pendapatan lantaran tertutupnya akses hingga langkanya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. 

Oleh karena itu, dengan berkantor di Bali Sandi berharap bisa segera menemukan solusi nyata agar geliat pariwisata dan usaha di Bali segera bangkit kembali. Selain itu, dirinya juga mengatakan dengan berkantor di Bali, dia bisa menyampaikan  apa yang dia lihat dan dia rasakan kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bukan hanya laporan anak buah semata.

Hanya saja, belum diketahui pasti kapan ide berkantor di Bali ini akan terelaisasi. "Ini kita sedang coba finalkan, agar perhatian ini, 'seeing is believing'. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta-nggak ada di Bali, pasti nggak akan punya credibility," pungkasnya.