Mirza Adityaswara: SWF Kita Cari Dana, tapi Negara Maju seperti China Malah Salurkan Dana
Mirza Adityaswara. (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara mengatakan terdapat perbedaan antara sovereign wealth fund (SWF) yang ada di Indonesia, yakni Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dengan yang dimiliki oleh negara maju.

Dalam catatannya, SWF di Indonesia berbeda dengan negara lain yang mengalami surplus neraca pembayaran, seperti China, Norwegia, Taiwan, atau Singapura.

“Mereka perdagangan internasionalnya bagus. Jadi SWF mereka itu menyalurkan kelebihan cadangan devisa untuk investasi di luar negeri. Tetapi ada jenis lain dari SWF yang mengundang modal dari luar negeri untuk membangun di dalam negeri. Ini yang dilakukan LPI,” ujarnya dalam webinar pada Kamis, 25 Februari.

Sebagai contoh, model SWF di Norwegia yakni Norges Fund yang sumber dananya dari cadangan devisa dan penjualan minyak. Dana  tidak masuk dalam budget negara tetapi langsung masuk ke fund yang dikelola oleh satu unit di bank sentral invest management.

Mirza menambahkan, keberadaan LPI menjadi solusi Indonesia dalam rangka pembiayaan pembangunan. Pasalnya, pendanaan nasional saat ini banyak terkuras untuk pemulihan ekonomi sebagai akibat dari dampak pandemi.

“Secara makro, sumber dana dalam negeri masih sangat kurang, hanya 35 persen dari PDB yang nilainya mencapai Rp17.000 triliun,” tuturnya.

Menurut Mirza, dana asing yang masuk ke Indonesia saat ini tersebar di berbagai portofolio. Sebagai contoh lewat surat berharga negara (SBN), juga global bond milik pemerintah dan swasta.

“Tetapi perlu dipahami jika investor membeli ekspektasi, sehingga ada risiko volatility. Bisa beli dengan mudah, investor asing juga bisa jual dengan mudah. Maka harus dicari instrumen yang lebih stabil supaya dana asing masuk bisa bertahan lebih lama di Indonesia,” jelasnya.

Kehadiran SWF Indonesia atau LPI, menurut Mirza adalah solusi instrumen investasi untuk mendanai pembangunan sejumlah infrastruktur di di dalam negeri.

“Kita optimistis karena dewan direksi LPI yang dipilih presiden adalah orang-orang berpengalaman di level internasional dan bisa menarik investor kelas dunia dan bisa menjaga governance SWF dengan baik,” tutupnya.