JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis pertumbuhan ekonomi pada sepanjang tahun ini akan berada pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Kunta Dasa Wibawa Nugraha mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan dapat diraih dengan dibarengi oleh pengendalian pandemi di dalam negeri.
“Program prioritas pemerintah tentu saja vaksinasi. Tetapi perlu kami sampaikan juga bahwa penerapan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan,” ujarnya dalam sebuah webinar Rabu, 24 Februari.
Kunta menambahkan, salah satu yang kini difokuskan oleh Kementerian Keuangan adalah optimalisasi dana pemulihan ekonomi nasional atau PEN. Menurut dia, kebijakan ekspansif fiskal bisa meredam dampak pelemahan dari pandemi COVID-19 di sektor ekonomi.
Berbagai stimulus telah pemerintah keluarkan, bahkan sampai hari ini negara masih menanggung semua biaya perawatan masyarakat yang terdampak pandemi,” tuturnya.
Secara terperinci, Kunta menjabarkan pemerintah menganggarkan dana PEN hingga Rp699,43 triliun. Angka ini naik 21 persen dibanding realisasi sementara PEN 2020. Adapun sektor kesehatan, anggarannya melonjak paling tinggi, yaitu 178 persen dari Rp63,51 triliun menjadi Rp176,3 triliun.
"Ini tidak hanya untuk merawat pasien, tapi juga preventif seperti testing, tracing, vaksinasi dan penanganan lainnya terkait sarana prasarana," ucapnya.
Sebelum itu, pada Selasa 23 Februari Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa realisasi belanja negara per Januari 2021 sebesar Rp145,8 triliun, atau 5,3 persen target APBN 2021. Nilai itu tercatat jauh lebih tinggi dari capaian periode Januari 2020.
BACA JUGA:
“Serapan yang lebih tinggi dari tahun lalu menunjukkan awal yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual.
Adapun, realisasi belanja pemerintah pusat hingga penutupan Januari 2021 mencapai Rp94,7 triliun, atau 4,8 persen target APBN 2021, yang berarti lebih tinggi 32,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Dia menambahkan, realisasi bulan lalu utamanya didorong belanja modal, bansos, dan dana sektor pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Yang paling penting di dalam APBN periode Januari adalah sisi belanja APBN karena APBN instrumen fiskal yang melakukan akselerasi pemulihan, dan terlihat di dalam belanjanya, semuanya positive growth dibandingkan Januari tahun lalu,” tambah Menkeu.