JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak menyerukan pemilihan umum baru untuk memulihkan kepercayaan terhadap kepemimpinan di negara itu, memperingatkan strategi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat ini berisiko mengasingkan Amerika Serikat, meninggalkan Israel "terperosok dalam rawa Gaza."
Barak menyebut penolakan Netanyahu untuk membahas secara terbuka rencana "sehari setelah" berakhirnya pertempuran di Gaza "tidak masuk akal."
Lebih jauh Barak mengatakan, kurangnya perencanaan akan merusak upaya perang dan hubungan diplomatik negara tersebut di masa depan.
"IDF tidak dapat mengoptimalkan kemungkinan kemenangan jika tidak ada tujuan politik yang jelas. Jika tidak ada tujuan yang realistis, kita akan terperosok dalam rawa Gaza, berperang secara serentak di Lebanon dan Tepi Barat, mengikis dukungan Amerika dan membahayakan Perjanjian Abraham dan perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania," tulis Barak dalam sebuah opini yang diterbitkan di Haaretz, melansir CNN 19 Januari.
Barak menambahkan, proposal dari Pemerintahan Presiden Biden pada Bulan November yang akan menjadikan Otoritas Palestina untuk mengambil kendali atas Gaza setelah perang, menawarkan "satu-satunya cetak biru praktis" untuk bergerak maju, mengharuskan Israel untuk mengambil bagian dalam pembicaraan di masa depan "menuju solusi dua negara."
BACA JUGA:
Diketahui, PM Netanyahu pada Hari Kamis mengatakan ide pembentukan negara Palestina akan berbenturan dengan keamanan Israel, sebuah pernyataan yang bertentangan dengan sikap banyak negara, termasuk Amerika Serikat.
Sementara, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah lama mengadvokasi solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Para pejabat AS mengatakan pada Hari Kamis, mereka tidak akan membiarkan penolakan PM Netanyahu yang jelas terhadap gagasan negara Palestina menghentikan mereka untuk menekan masalah ini dengan rekan-rekan Israelnya.