Bagikan:

JAKARTA - Bocah berinisial AR (7) ditemukan tewas mengenaskan dengan luka di kepala mengeluarkan darah setelah jatuh dari lantai 4 Rusun Rawa Bebek blok C Lajang, Kelurahan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Jumat siang, 29 Desember.

Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengatakan, korban AR pertama kali diketahui tewas saat seorang saksi yang saat itu melakukan kerja bakti di sekitar lokasi kejadian.

"Seorang saksi saat itu sedang melaksanakan kerjabakti dengan anak-anak panti sosial tiba-tiba terdengar suara benda jatuh, setelah saksi lihat, ternyata anak jatuh, selanjutnya saksi menghubungi petugas security," ujar Kompol Panji saat dikonfirmasi, Jumat, 29 Desember.

Kemudian, laporan itu diteruskan ke pihak Kepolisian oleh petugas sekuriti untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Setibanya di lokasi, anggota Polsek Cakung melakukan proses identifikasi terhadap tubuh korban.

Dari hasil identifikasi, korban diketahui sebelum kejadian tewas tengah berada seorang diri di tempat tinggalnya di rusun tersebut.

Selain itu, kondisi pintu tempat tinggal juga dikunci dari dalam oleh korban. Pintu juga dihadang bangku. Sementara jendela rumah dengan ketinggian satu meter terlihat terbuka.

"Setelah anggota tiba di lokasi, benar ada korban meninggal dunia anak umur tujuh tahun. Korban tinggal di rumah sendiri dan orang tuanya bekerja," ujarnya.

Sementara orang tua korban saat kejadian tengah bekerja, tidak mengetahui bahwa anaknya telah meninggal dunia.

"Jendela tidak ada teralisnya. Korban diperkirakan terjatuh dari jendela tersebut," ucapnya.

Kompol Panji menjelaskan, AR tewas usai mengalami luka berat pada bagian kepalanya. Selanjutnya korban dibawa Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk dilakukan tindakan penyelidikan lebih lanjut.

"Korban tewas karena luka berat di bagian kepala karena jatuh dari lantai empat terbentur teras rusun, sementara luka-luka lain tidak ditemukan," katanya.

Akibat kejadian ini, pihak keluarga korban tidak bersedia dilakukan autopsi.

"Ada surat pernyataan terlampir menerima sebagai musibah," tambahnya.