Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan masyarakat Eropa tidak tahu cara berperang dan produksi senjata bukanlah topik yang paling populer.

"Eropa tidak tahu cara berperang. Produksi senjata bukanlah bisnis yang paling populer," katanya kepada surat kabar Kiev Independent, dilansir dari TASS 29 Desember.

"Sayangnya, teman-teman kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mendiskusikan bagaimana dan kapan meningkatkan produksi senjata dan amunisi," lanjut Kuleba.

Lebih jauh Menlu Kuleba menerangkan, masalahnya bukan pada kualitas senjata Eropa, namun ketidakmampuan meningkatkan produksi senjata berteknologi.

"Itu tidak akan cukup jika situasinya tidak berubah. Dan Rusia akan berada di depan kita," aku diplomat tertinggi itu.

Pada saat yang sama, Kuleba menunjukkan pada peran penting Barat dalam melengkapi angkatan bersenjata Ukraina dengan senjata modern, termasuk rudal jarak jauh, dan menambahkan bahwa pesawat tempur F-16 “sedang dalam perjalanan.”

Namun, ia juga mencatat dirinya "lebih mengkhawatirkan laju pengembangan produksi pertahanan daripada pengiriman senjata jenis baru."

Dalam hal ini, Menlu Kuleba menegaskan kembali tesisnya tentang perlunya tindakan terkoordinasi dari kompleks industri militer Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutunya.

Diketahui, Kiev telah menerima lebih dari 24 miliar dolar as bantuan militer dari Washington sepanjang tahun. Uni Eropa sendiri telah memberikan hampir 90 miliar dolar AS bantuan militer sejak Februari 2022, namun Ukraina terus meminta pasokan amunisi dan peralatan militer baru, termasuk jet tempur.