JAKARTA - Rusia mengecam diamnya otoritas Eropa terkait penyalahgunaan tentaranya yang ditawan oleh Ukraina, dengan menyebut prajurit mereka menunjukkan keberanian dan kepahlawan selama operasi militer di Ukraina.
Kurangnya tanggapan dari Dewan Eropa, Uni Eropa dan Kantor Lembaga Demokratik dan Hak Asasi Manusia (ODIHR) terhadap penyalahgunaan tawanan perang Rusia yang dilakukan oleh militer Ukraina adalah kriminal, sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
"Mereka diam. Tidak ada tanggapan terhadap kejahatan perang dan pelanggaran berat hukum humaniter internasional ini. Mata mereka dikaburkan oleh Russophobia," kritik Zakharova, dikutip dari TASS 30 Maret.
Dia menambahkan, di Strasbourg, tidak ada yang mengajukan pertanyaan untuk mengecualikan Ukraina dari Dewan Eropa, "walaupun ada banyak alasan untuk ini."
"Direktur ODIHR Matteo Mecacci melampiaskan semua kemarahannya hanya pada Rusia. Pedoman moral dan kejujuran politik telah hilang. Apa yang harus kita bicarakan dengan lembaga-lembaga ini? Keheningan seperti itu adalah keterlibatan dalam kekejaman yang dilakukan. Ini juga merupakan kejahatan," papar Zakharova.
Pada Hari Senin, video muncul di Internet yang diduga menunjukkan nasionalis radikal Ukraina menyiksa tentara Rusia tawanan. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, mereka yang terlibat dalam penyiksaan tawanan perang Rusia di Ukraina harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Diberitakan sebelumnya, organisasi hak asasi internasional yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Human Rights Watch mendesak pihak berwenang Ukraina untuk menghormati hak-hak tawanan perang, berhenti mengunggah video tentara Rusia yang ditangkap di media sosial.
"Pihak berwenang Ukraina harus berhenti mengunggah di media sosial dan aplikasi pengiriman pesan video tentara Rusia yang ditangkap, memperlihatkannya ke publik, khususnya yang menunjukkan mereka dihina atau diintimidasi," kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situsnya.
"Perlakuan seperti itu terhadap tawanan perang atau POW, melanggar perlindungan di bawah Konvensi Jenewa, yang dimaksudkan untuk memastikan perlakuan yang bermartabat terhadap kombatan yang ditangkap di semua sisi," tegas pernyataan itu.
Sementara itu, Ketua Komite Investigasi Rusia Alexander Bastrykin telah memerintahkan untuk menggelar penyelidikan, terkait laporan tentang perlakuan biadab terhadap tahanan perang nasionalis Ukraina di wilayah Kharkov.
"Bastrykin telah menginstruksikan penyelidik untuk menyelidiki keadaan insiden, membangun bukti dan mengidentifikasi semua yang bertanggung jawab untuk menghukum mereka di bawah hukum," sebut layanan pers komite.
Video perlakuan kejam terhadap tahanan oleh nasionalis Ukraina diunggah di internet, menampilkan nasionalis menembak di kaki para tahanan, tidak menawarkan bantuan medis. Insiden ini dilaporkan terjadi di pangkalan nasionalis Ukraina di wilayah Kharkov.
BACA JUGA:
Terpisah, Kementerian pertahanan Rusia melaporkan kerugian di antara prajurit Rusia yang ambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina, kata juru bicara kementerian Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
"Tentara Rusia menunjukkan keberanian dan kepahlawanan selama operasi militer khusus. Tapi, sayangnya, ada yang tewas dan terluka di antara mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa kerugian Rusia jauh lebih kecil daripada "kerugian di antara pasukan Ukraina" dan nasionalis..
Dia juga mengatakan bahwa beberapa tentara Rusia telah ditawan. "Kami tahu bagaimana Nazi Ukraina memperlakukan beberapa prajurit Rusia yang telah ditawan. Kami melihat bahwa mereka menggunakan siksaan yang sama seperti Nazi Jerman selama Perang Patriotik Hebat (Front Timur selama Perang Dunia II di mana bekas Uni Soviet berperang melawan Nazi Jerman - TASS)," sebutnya.
Kendati demikian, dia bersumpah militer Rusia akan terus memperlakukan pasukan Ukraina yang menyerah dengan cara yang manusiawi.