Bagikan:

SOLO - PDAM Toya Wening Solo, Jawa Tengah, menghentikan operasi instalasi pengolahan air karena limbah mencemari air Sungai Bengawan Solo. Dengan kondisi ini tak memungkinkan untuk diolah menjadi air baku. 

"Instalasi Semanggi, Jurug dan Jebres sekarang tidak beroperasi. Instalasi Semanggi mulai tadi subuh," kata Pejabat Pemberi Informasi PDAM Toya Wening Solo, Bayu Tunggul di Solo, Jawa Tengah, Antara, Kamis, 21 Desember. 

Sedangkan Instalasi Jurug dan Jebres mulai berhenti beroperasi sejak pukul 11.00 WIB. Ia mengatakan penyebab berhentinya operasional tersebut sama dengan beberapa waktu sebelumnya, yakni karena kualitas air baku sangat tidak memungkinkan untuk diolah.

"Air berwarna hitam pekat dan berbau alkohol. Penyebabnya sama," katanya.

Mengenai kapasitas produksi, dikatakannya, untuk Instalasi Semanggi sebesar 80 liter/detik, Instalasi Jurug sebesar 100 liter/detik dan Instalasi Jebres sebesar 50 liter/detik.

Akibat hal itu, dikatakannya, PDAM Toya Wening tidak dapat mendistribusikan kebutuhan air bersih kepada pelanggan. Bahkan sudah ada daerah yakni Kelurahan Mojo yang minta didrop air bersih.

"Tapi kami belum layani, kami masih menunggu agar bisa segera mengolah lagi. Mudah-mudahan sore atau malam hari bisa mengalir ke pelanggan," katanya.

Ia mengatakan sesuai dengan standard operasional prosedur (SOP) maka droping air ke pelanggan baru dapat dilakukan setelah 1x24 jam terhitung sejak berhentinya distribusi yakni Kamis pagi.

Sementara itu, dengan penghentian operasional tiga instalasi tersebut, sekitar 18.000 pelanggan air di Kota Solo terdampak kesulitan air bersih.

Ia tidak bisa memastikan sampai kapan kondisi tersebut bakal berlangsung dan Instalasi dapat kembali dioperasikan.