SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berkoordinasi dengan sejumlah daerah untuk mengantisipasi dampak kekeringan menyusul musim kemarau yang terjadi di Indonesia.
"Kami antisipasi terus ya, tapi sejauh ini belum ada laporan yang gimana-gimana," katanya di Solo, Antara, Rabu, 9 Agustus.
Termasuk kebutuhan air bersih untuk konsumsi, pihaknya akan berkoordinasi dengan PDAM setempat.
"Semoga tidak kenapa-kenapa karena ini ekstrim sekali, yang pasti kami sudah berkoordinasi dengan kabupaten sekitar," katanya.
Sementara itu, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PDAM Surakarta Bayu Tunggul mengatakan sejauh ini musim kemarau belum memberikan dampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih di Kota Solo.
"Memang air permukaan di Sungai Bengawan Solo debitnya berkurang. Kami juga sudah berkoordinasi dengan PJT (Perum Jasa Tirta) dan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo)," katanya.
Dari hasil koordinasi tersebut, dikatakannya, Perum Jasa Tirta menyampaikan hingga saat ini pola operasional masih normal. Meski demikian, terkadang intake Instalasi Pengolahan Air milik PDAM harus terhenti di saat kandungan polutan yang tinggi.
"Di Semanggi, Jurug kalau polutan banyak kami berhenti. Harus sering lihat kondisi kualitas air baku. Setiap hari kami lakukan pengamatan intens, kalau polutan terlalu banyak kami berhenti sebentar. Kalau normal kami operasionalkan lagi," katanya.
BACA JUGA:
Mengenai volume produksi, sejauh ini masih normal yakni masing-masing 100 liter/detik di IPA Semanggi dan Jurug serta 50 liter/detik untuk IPA Jebres.