SUMSEL - Pangkalan Udara Sri Mulyo Herlambang (SMH) Palembang memfasilitasi pengoperasian teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatra Selatan (Sumsel) dalam rangka menghadapi ancaman kekeringan El Nino.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui melakukan mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan melaksanakan operasi TMC untuk pembasahan lahan gambut di Sumsel untuk menghadapi musim kemarau 2023 yang diprediksi lebih kering karena dampak dari El Nino.
"Operasi TMC dimulai pada hari ini tanggal 8-18 Agustus 2023 selama 11 hari, dan penerbangan dilaksanakan dari posko yang ditempatkan di Lanud SMH Palembang. Selama dalam pelaksanaan operasi TMC selalu utamakan safety, karena keberhasilan tugas ini dapat terlaksana dengan baik apabila dilaksanakan dengan aman dan selamat," kata Komandan Lanud SMH Palembang Kolonel Pnb Sigit Gatot Prasetyo di Palembang, Selasa 8 Agustus, disitat Antara.
BMKG menginformasikan musim hujan 2023 sifat hujannya akan didominasi kondisi di bawah Normal, artinya beberapa bulan ke depan curah hujannya akan di bawah curah hujan rata-rata klimatologisnya.
Diprakirakan bulan Agustus hingga Oktober 2023 curah hujan didominasi dengan intensitas curah hujan rendah 50-100 mm/bln dan ada yang 20-50 mm/bln, khususnya di wilayah Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa hingga wilayah Timor.
"Dari pengamatan hari tanpa hujan (HTH) di 13 penakar curah hujan automatic (AWS) di wilayah konsesi Sinar Mas Sumatera Selatan sudah ada 8 penakar hujan AWS yang mengalami 10 hari tidak turun hujan dari Dasarian II dan III bulan Juli 2023," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan surat Kepala BNPB No. B-397/KA BNPB/PD.01.04/08/2023 tanggal 4 Agustus 2023 memberikan kepercayaan kepada PT. Smart Cakrawala Aviation sebagai operator TMC di wilayah Sumsel.
BACA JUGA:
Untuk melaksanakan kegiatan TMC karhutla saat ini PT Smart Cakrawala Aviation telah menyiapkan piranti pesawat terbang, bahan semai powder, dan sumber daya manusia pelaksana yang memiliki kompetensi keilmuan meteorologi, hidrologi, geografi, fisika awan, serta kompetensi keilmuan lainnya.
Pesawat digunakan untuk pelaksanaan TMC itu jenis Cessna Grand Caravan 208/208B dan Pilatus PC-6 Porter dan dinyatakan layak oleh Direktorat Kelaikan udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan.
Saat ini armada udara PT Smart Cakrawala Aviation telah siap melaksanakan TMC berbasis flare dengan rack mounting flare berkapasitas 24 buah flare, dimana satu buah flare setara dengan 500-700 kg bahan semai powder, dan TMC berbasis powder dengan daya angkut mencapai 800–1000 kilogram bahan semai.
"PT Smart Cakrawala Aviation dapat menjamin ketersediaan pesawat terbang yang cukup banyak untuk menjaga pelaksanaan operasi TMC di berbagai tempat secara paralel dan secara kontinu," tuturnya.
Selain itu, pada pelaksanaan TMC kali itu dilakukan supervisi oleh para Perekayasa Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada kelompok Riset teknologi pengembangan sumber daya air melalui modifikasi cuaca.