Bagikan:

MATARAM - Pemerintah pusat menetapkan enam provinsi di Indonesia yang bakal menjadi tulang punggung pasokan beras nasional sebagai antisipasi dampak bencana El Nino.

"Presiden sudah memerintahkan kepada kami untuk mencari provinsi-provinsi yang bisa menjadi andalan menghadapi El Nino. Dan kita sudah siapkan langkah-langkah itu," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat memimpin rapat koordinasi dan gerakan nasional penanganan dampak El Nino di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilansir ANTARA, Sabtu, 12 Agustus.

Dia menyebutkan enam provinsi tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Enam provinsi itu selama ini berperan sebagai sentra produksi pangan nasional.

"Keenam provinsi ini bisa jadi penyelamat RI menghadapi iklim ekstrem El Nino," ujarnya.

Syahrul mengatakan sebagai langkah kongkret, Kementan telah menyiapkan sembilan skema sebagai strategi mengantisipasi iklim ekstrem efek El Nino, di antaranya, identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, percepatan tanam, peningkatan ketersediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan), peningkatan ketersediaan air.

Kemudian, penyediaan benih tahan kekeringan, program 1.000 hektar, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian, penyiapan lumbung pangan sampai tingkat desa.

"Tadi saya sudah langsung tanam di sini bersama Pak Wali Kota. Tiga bulan kemudian kita punya beras baru, itu yang ingin kita capai," terangnya.

Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini, dalam menghadapi El Nino pihaknya sudah meminta seluruh provinsi dan kabupaten kota di Indonesia, termasuk di NTB untuk melakukan langkah-langkah antisipasi, agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

"Rapat koordinasi kali ini dalam rangka mengantisipasi cuaca El Nino, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi," ujarnya.

Sementara itu terkait identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, pihaknya telah mengelompokkan daerah hijau, kuning dan merah.

"Kita berharap dengan agenda yang cukup ketat kita lakukan pada tiga bagian wilayah yang sudah kita mapping pada setiap provinsi dan kabupaten, ada daerah hijau yang harus terus booster karena airnya masih cukup, ada daerah kuning yang airnya pas-pasan untuk itu harus kita bendung dan dimanfaatkan se-efektif mungkin," terang Syahrul.

Pada daerah kuning, Kementan akan melakukan intervensi melalui penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, intervensi mekanisasi, dan teknologi. Khusus pada daerah merah, yakni daerah yang defisit air, ke depan akan ditanam komoditi lain guna memperkuat ketahanan pangan daerah tersebut.

"Daerah merah itu daerah kering, daerah yang tanpa El Nino pun memang bersoal. Oleh karena itu daerah merah ini akan kita memperkuat cadangan - cadangan pangan yang harus booster sampai 100 ribu hektare," katanya.