JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan panggilan telepon dengan mantan presiden Niger, Mohamed Issoufou.
Blinken menyampaikan "keprihatinan mendalam" atas penahanan berkelanjutan Presiden saat ini, Mohamed Bazoum, dan keluarganya, dengan "kondisi yang kian memburuk".
"Menlu menyampaikan bahwa dia sangat kecewa dengan penolakan orang-orang yang merebut kekuasaan di Niger untuk membebaskan anggota keluarga Bazoum sebagai iktikad baik," tulis juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Matthew Miller dalam pernyataan dilansir ANTARA dari Anadolu, Sabtu, 12 Agustus.
"Menlu meyakinkan mantan presiden tersebut tentang dedikasi terus menerus AS untuk menemukan resolusi damai yang memastikan bahwa Niger bisa tetap menjadi mitra solid dalam keamanan dan pembangunan di kawasan," tambah Miller.
Panggilan telepon itu dilakukan sehari setelah Blinken menyuarakan dukungan terhadap upaya yang dilakukan blok Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) menyusul kudeta.
"ECOWAS, sebuah organisasi yang menyatukan negara-negara Afrika Barat, memainkan peran utama dalam memperjelas keharusan untuk kembali ke tatanan konstitusional," kata Blinken kepada wartawan selama konferensi pers dengan mitranya dari Meksiko, Alicia Barcena Ibarra.
BACA JUGA:
"Kami sangat mendukung kepemimpinan dan upaya ECOWAS dalam hal ini," kata dia lebih lanjut.
ECOWAS memerintahkan pengaktifan pasukan siaganya pada Kamis untuk "memulihkan tatanan konstitusional" di Niger.
Bazoum digulingkan pada 26 Juli dalam sebuah kudeta militer yang dipimpin Jenderal Abdourahamane Tchiani, mantan komandan pengawal kepresidenan Niger, yang telah menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi.
Bazoum sejak itu dilaporkan disandera di istana kepresidenan di ibu kota negara, Niamey.