JAKARTA - Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Pemilih Muda (Fanta) Prabowo-Gibran, Ryano Panjaitan, optimis Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka unggul dalam debat kedua yang digelar KPU pada Jumat, 22 Desember, mendatang. Menurutnya, Gibran merupakan sosok anak muda yang cerdas sehingga bisa mampu menyaingi dua seniornya.
"Saya yakin, beliau cerdas kok dan memang, saya sempat mempunyai kesempatan bersama beliau di panggung-panggung, beliau cerdas," ujar Ryano di Sekretariat TKN Fanta HQ di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Desember.
Diketahui, debat kedua untuk cawapres nanti mengusung tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Menurut Ryano, Gibran menguasai materi tersebut. Wali Kota Solo itu, kata dia, mampu meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta melebihi angka ekonomi nasional.
"Track record (rekam jejak) Mas Gibran selama jadi wali kota Surakarta, ekonomi Surakarta luar biasa. Sekarang 6,25 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah yang cuma 5,3 persen, DKI cuma 5,2 persen," jelas Ryano.
Bahkan dari sisi angka indeks pembangunan manusia, lanjutnya, Gibran mampu membawa Kota Surakarta melebihi angka DKI Jakarta.
"Indeks pembangunan manusia setiap tahunnya itu terus bertumbuh dan terakhir (Surakarta) ada di angka 83,03; lebih tinggi dibandingkan provinsinya (Jawa Tengah) dan lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta sebagai ibu kota," kata Ryano.
BACA JUGA:
-
| LIFESTYLE
Lahir dan Besar di Jogjakarta Buat Carmel Van de Kruk Suka Main di Film Berlatar Jawa
19 Desember 2023, 05:27
Oleh karena itu, Ryano menilai, pengalaman Gibran membangun perekonomian Kota Solo akan lebih baik jika diimplementasikan di tingkat nasional. Dia pun yakin, Gibran akan menunjukkan kemampuannya saat debat kedua cawapres nanti karena pengalamannya itu.
"Gibran sudah melakukan aksi-aksi yang memang bisa membangun perekonomian sebuah kota yang dipimpinnya. Ini kenapa tidak dinasionalkan?" pungkasnya.
