Bagikan:

JAKARTA - CEO Tech Mahindra  yang akan segera pensiun, CP Gurnani, menyatakan bahwa teknologi Kecerdasan Buatan (AI) generatif memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja daripada yang diharapkan untuk dihilangkan. Pernyataan itu tentu agak mengejutkan mengingat kemampuan AI untuk menghancurkan pasar kerja telah banyak dibahas di situs-situs media sosial.

"Penggunaan Kecerdasan Buatan Generatif masih dalam proses penentuan kasus, yang berarti bahwa ia memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja di masa depan. Tak diragukan lagi, kemungkinan baru saja terbuka, dan masih ada lebih banyak yang akan datang," kata CP Gurnani seperti dikutip VOI dari Reuters.

Teknologi AI seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google telah mencuri perhatian dunia dalam setahun terakhir dengan respons yang sangat mirip manusia dan kemampuannya untuk menulis segalanya mulai dari novel dan puisi hingga kode komputer kompleks.

Meskipun beberapa eksekutif industri papan atas telah membahas potensi kehilangan sekitar sepertiga pekerjaan akibat dampak teknologi ini, Gurnani, salah satu CEO terlama di sektor teknologi informasi India, bersikeras bahwa orang-orang terampil tidak akan tergantikan. Gurnani sendiri akan pensiun pada 19 Desember.

"Pekerjaan baru juga akan tercipta. Pasar akan berkembang," katanya, bergabung dengan orang-orang seperti pendiri Infosys, NR Narayana Murthy, yang mengatakan bahwa para pengode yang kehilangan pekerjaan akibat alat AI Generatif seperti ChatGPT "tak akan pernah terjadi."

Estimasi tentang kehilangan pekerjaan akibat generative AI bervariasi. Penelitian terbaru dari Bank Sentral Eropa dan Organisasi Perburuhan Internasional mengatakan bahwa belum ada bukti kehilangan pekerjaan yang signifikan akibat otomatisasi yang diaktifkan oleh Gen AI.

Gurnani juga mendesak para insinyur muda untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah dan menginvestasikan lebih banyak waktu untuk belajar keterampilan baru secara independen.

"Waktu di mana Infosys atau Tech Mahindra mendirikan kampus pembelajaran, itu sudah berakhir," kata Gurnani.

Infosys memiliki salah satu pusat pelatihan perusahaan terbesar di dunia di Mysuru, sebuah kota di negara bagian Karnataka, India bagian selatan.

Bagi perusahaan IT India, ini bisa menandakan pergeseran mendasar dalam model operasional mereka. Secara tradisional, perusahaan mempekerjakan lulusan dari kampus dan memberikan pelatihan sebelum menempatkannya pada proyek-proyek tertentu.

Pada bulan Oktober, Infosys mengumumkan rencananya untuk menahan rekrutmen di kampus dalam waktu dekat, sementara pesaingnya, Wipro, menunjukkan bahwa mereka akan terlibat dalam rekrutmen kampus hanya setelah "onboarding" kandidat yang telah mereka tawarkan