JAKARTA - Menteri Perminyakan Iran Javad Owji pada Hari Senin mengonfirmasi, gangguan nasional yang sempat terjadi terhadap jaringan pom bensin di negara itu disebabkan oleh serangan siber.
Kelompok peretas yang dituduh Iran memiliki hubungan dengan Israel mengklaim mereka melakukan serangan yang menyebabkan gangguan tersebut, lapor TV Pemerintah Iran dan media lokal Israel.
Menteri Owji mengatakan kepada TV Pemerintah Iran, sekitar 70 persen layanan pom bensin Iran mengalami gangguan dengan kemungkinan penyebabnya adalah campur tangan pihak luar, seperti dikutip dari Reuters 18 Desember.
Dia kemudian mengatakan sekitar 1.650 SPBU telah beroperasi kembali, dengan kementerian mengawasi 3.800 SPBU.
Gangguan pada Hari Senin dimulai lebih awal dan sangat akut di Teheran, memaksa banyak pompa bensin beroperasi secara manual, media Iran melaporkan.
Reza Navar, juru bicara asosiasi pompa bensin Iran mengatakan kepada kantor berita semi-resmi Fars, tidak ada kekurangan pasokan bahan bakar tetapi meminta pengemudi untuk tidak pergi ke pompa bensin.
"Masalah perangkat lunak pada sistem bahan bakar telah dikonfirmasi di beberapa stasiun di seluruh negeri dan para ahli saat ini sedang memperbaiki masalah tersebut," jelas Navar.
Berita TV Pemerintah Iran mengatakan, kelompok bernama Gonjeshke Darande atau "Predatory Sparrow" mengklaim mereka berada di balik gangguan tersebut, seperti juga dilaporkan media Israel.
"Serangan siber ini dilakukan secara terkendali untuk menghindari potensi kerusakan pada layanan darurat," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Serangan digital tersebut merupakan respons terhadap agresi Iran dan proksinya di wilayah tersebut, tambahnya.
Kementerian Perminyakan sebelumnya mengatakan kepada TV pemerintah, gangguan tersebut tidak terkait dengan rencana menaikkan harga bahan bakar.
TV Pemerintah mengatakan pompa bensin berusaha menyediakan bahan bakar secara manual, menambahkan lebih dari 50 persen pompa bensin menyediakan layanan dan uji coba untuk membuat bahan bakar kembali online sedang berlangsung.
Sementara itu, badan pertahanan sipil Iran, yang bertanggung jawab atas keamanan siber mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan semua kemungkinan penyebab gangguan tersebut saat melakukan penyelidikan.
Media Pemerintah Iran juga menyebut, kelompok peretas tersebut di masa lalu mengklaim melakukan serangan siber terhadap pompa bensin, jaringan kereta api dan pabrik baja Iran.
Tahun lalu, Predatory Sparrow mengunggah video yang menunjukkan ledakan di dalam salah satu pabrik baja yang dikatakan disebabkan oleh peretasan.
BACA JUGA:
Sebelumnya, serangan siber besar-besaran di Iran pada tahun 2021 juga mengganggu penjualan bahan bakar, menyebabkan antrean panjang di stasiun-stasiun di seluruh negeri yang harga bahan bakarnya disubsidi secara besar-besaran. Iran ketika itu mengatakan, Israel dan Amerika Serikat kemungkinan besar adalah pelaku di balik serangan tersebut.
Terpisah, ketika ditanya tentang serangan siber tersebut, juru bicara Pemerintah Israel Tal Heinrich mengatakan pada konferensi pers pada Hari Senin: "Kami tidak bisa berkata apa pun mengenai klaim Iran."