JAKARTA - Komandan Israel Defense Forces (IDF) mengakui peristiwa tertembaknya tiga sandera di Gaza pekan lalu sebagai hal yang sulit, sementara tanda SOS ditemukan di dekat lokasi mereka tertembak dan itu sempat dikira jebakan yang dibuat kelompok militan Hamas.
Pihak militer membagikan foto-foto tanda kain putih yang ditulis dengan warna merah, kemungkinan besar berisi sisa makanan. Itu digantung di sebuah bangunan sekitar 200 meter dari tempat para sandera ditembak, kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, melansir Reuters 18 Desember.
Mengutip The Times of Israel, bangunan dengan tanda-tanda tersebut ditemukan oleh tentara Israel pada Hari Rabu. Pada awalnya itu dianggap berpotensi dijadikan jebakan oleh Hamas. Dikatakan, Hamas berusaha untuk memikat tentara ke dalam perangkap di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
IDF mengatakan, menurut penyelidikan awal, ketiga sandera tersebut berada di gedung itu selama beberapa waktu setelah berhasil melarikan diri dari Hamas atau ditinggalkan para penculiknya.
Pada Hari Jumat, ketiganya mendekati tentara sambil bertelanjang dada dan mengibarkan bendera putih. Namun, mereka ditembak oleh tentara yang secara keliru mengidentifikasi mereka sebagai ancaman dan melepaskan tembakan yang melanggar peraturan.
Militer Israel mengidentifikasi tiga sandera yang tewas di Shejaiya, pinggiran timur Kota Gaza itu sebagai Yotam Haim dan Alon Shamriz, yang diculik dari Kibbutz Kfar Aza. Serta Samer Al-Talalka, yang diculik dari dekat Kibbutz Nir Am.
Kepala staf militer Israel mengatakan kepada pasukan di Gaza untuk tidak mengulangi kesalahan itu, sementara penyelidikan atas penembakan itu tengah berlangsung.
Berbicara kepada pasukan Divisi 99 di Jalur Gaza, Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan, "mudah-mudahan kami akan memiliki kesempatan lain bagi para sandera untuk datang kepada kami dan kami akan melakukan hal yang benar".
"Saya memberi tahu Anda dengan cara yang sangat sederhana, kejadian ini sangat sulit dan menyakitkan, dan tidak ada yang akan datang dan mengatakan sebaliknya," kata Letjen Halevi kepada para tentara.
"Ini adalah insiden yang tidak mungkin terjadi dengan mudah. Dan pikirkan, mengapa kami melakukan manuver (di Gaza)? Kami telah menetapkan tiga tujuan, untuk membubarkan Hamas, memulihkan keamanan warga (permukiman perbatasan) dan misi ketiga adalah membebaskan para sandera," paparnya.
"Anda lihat dua orang, mereka mengangkat tangan dan tidak mengenakan baju, butuh waktu dua detik," tuturnya kepada tentara, mengacu pada insiden tragis hari Jumat, di mana ketiga sandera bertelanjang dada dan salah satu sandera mengibarkan bendera putih.
BACA JUGA:
"Dan saya ingin menyampaikan hal yang tidak kalah pentingnya, bagaimana jika ada dua warga Gaza berbendera putih yang keluar untuk menyerah, apakah kita akan menembak mereka? Sama sekali tidak. Sama sekali tidak," tegas Halevi.
"Bahkan mereka yang berperang dan sekarang meletakkan senjata dan mengangkat tangan, kami tangkap, kami tidak tembak. Kami mendapatkan banyak informasi intelijen dari para tahanan yang kami miliki, kami sudah memiliki lebih dari seribu orang," tandasnya.
Letjen Halevi menambahkan, "Kami tidak menembak mereka karena IDF tidak menembak orang yang mengangkat tangannya. Ini adalah kekuatan, bukan kelemahan".