Bagikan:

JAKARTA - Israel Defense Forces (IDF) mengatakan setiap taktik operasi yang mereka ambil dilakukan berdasarkan informasi intelijen mengenai lokasi para sandera, saat mereka mulai melakukan uji coba untuk membanjiri jaringan terowongan miliki militan Hamas di Gaza, yang turut mengundang perhatian Amerika Serikat.

Israel telah memulai uji coba untuk membanjiri jaringan terowongan bawah tanah di Gaza, seiring dengan taktik baru untuk memerangi kelompok militan itu.

Pekan lalu, Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan, membanjiri jaringan terowongan Hamas adalah "ide yang bagus" tetapi tidak akan berkomentar lebih jauh.

"Hamas, terutama anggota seniornya, memilih bersembunyi di bawah tanah. Ini adalah metode operasi Hamas, bersembunyi sambil menggunakan warga sipil di atas mereka sebagai perisai manusia," jelas juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip dari The Times of Israel, 15 Desember.

Mengingat masih adanya sandera di pihak Hamas, strategi untuk membanjiri terowongan menimbulkan kekhawatiran, para sandera akan terdampak.

"Tentara beroperasi berdasarkan informasi intelijen yang mereka miliki mengenai lokasi para sandera berada dan tidak akan mengambil tindakan yang merugikan mereka," kata juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, menjawab kekhawatiran mengenai keberadaan para sandera.

Mengutip CNN, Israel mengatakan telah memberi tahu Washington, mereka telah mulai "menguji secara hati-hati" membanjiri beberapa terowongan Hamas dengan air laut "secara terbatas", untuk menilai apakah operasi tersebut dapat ditingkatkan untuk melumpuhkan jaringan terowongan kelompok militan Palestina dalam skala yang lebih besar.

Para pejabat Israel telah meyakinkan para pejabat Negeri Paman Sam, hanya melakukan hal ini di terowongan-terowongan di mana mereka yakin tida ada sandera yang ditahan.

Menurut laporan The Wall Street Journal sebelumnya, taktik tersebut mendapat respons yang beragam di kalangan Pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Ada yang menyatakan keprihatinan, sementara yang lain mengatakan mendukung upaya Israel untuk menghancurkan terowongan.

"Sehubungan dengan membanjiri terowongan, ada pernyataan yang dibuat bahwa tidak ada sandera di salah satu terowongan ini, tapi saya tidak mengetahui faktanya," kata Presiden Biden saat ditanya mengenai hal tersebut pada Hari Selasa.

Diketahui, masih ada lebih dari 130 sandera Israel yang ditahan di wilayah kantong Palestina tersebut.

Pihak Hamas sendiri dalam pernyataan seorang juru bicaranya dari Beirut, Lebanon, mengatakan, jaringan terowongan mereka dibangun oleh tenaga ahli dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan serangan, termasuk dengan pemompaan air untuk membanjiri terowongan.