Bagikan:

JAKARTA - Kelompok peretas yang menamakan dirinya "Predatory Sparrow" atau ("Gonjeshke Darande" dalam bahasa Persia) mengklaim telah melancarkan serangan siber pada Hari Senin yang menyebabkan mayoritas jaringan pom bensin di Iran lumpuh.

"Kami, Gonjeshke Darande, kembali melakukan serangan siber hari ini, menghancurkan sebagian besar pompa bensin di seluruh Iran. Serangan siber ini terjadi sebagai respons terhadap agresi Republik iran dan proksinya di wilayah tersebut. (Pemimpin Tertinggi Iran Ali) Khamenei, bermain api ada harganya," tulis kelompok itu dalam sebuah pernyataan di media sosial X, melansir The Jerusalem Post 18 Desember.

"Sebulan yang lalu, kami memperingatkan Anda, kami kembali dan kami akan mengenakan biaya atas provokasi Anda. Ini hanyalah gambaran dari apa yang kami miliki," tambah kelompok itu, sambil melampirkan tangkapan layar dari dokumen yang mereka klaim diperoleh dari server pom bensin yang terkena dampak.

Tak lama setelah pernyataan yang dikeluarkan Predatory Sparrow, media pemerintah Iran melaporkan sebagian besar pompa bensin di seluruh negeri telah berhenti beroperasi karena dugaan serangan dunia maya.

Jalil Salari, wakil menteri perminyakan di Iran mengatakan kepada Kantor Berita Fars, sekitar 60 persen pompa bensin di seluruh negara itu mengalami masalah. Salari mengklaim masalah tersebut akan diselesaikan pada akhir hari ini.

Sementara itu, Reza Navaz, juru bicara Asosiasi Pemilik SPBU Nasional sebelumnya mengatakan kepada Fars, ada "masalah perangkat lunak" di beberapa pompa bensin, namun juga menegaskan bahwa "tidak ada masalah dalam memasok bahan bakar ke mobil di stasiun dan tersedia cukup bensin."

Navaz menambahkan, "para ahli sedang memperbaiki masalah ini" dan meminta agar pengemudi yang memiliki cukup bahan bakar untuk saat ini tidak pergi ke pompa bensin sampai masalah tersebut teratasi.

Diketahui, Predatory Sparrow sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas serangan siber yang menargetkan pompa bensin, sistem kereta api dan pabrik baja di Iran.

Kelompok hacktivist ini telah dikaitkan dengan Israel melalui beberapa laporan. Serangan di masa lalu terhadap pompa bensin Iran yang diklaim oleh kelompok tersebut dikaitkan dengan Israel oleh dua pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya, menurut The New York Times.

Pada Bulan Oktober, John Hultquist, kepala analis Mandiant Intelligence di Google Cloud mengatakan kepada wartawan, Predatory Sparrow "tentu saja merupakan pemain yang harus diperhatikan" setelah mengumumkan bahwa mereka akan kembali beroperasi setelah jeda sejak Januari.