Raih Laba Rp388 Miliar di 2019, Bagaimana Kinerja Taspen selama Dipimpin Antonius Kosasih di 2020?
Direktur Utama Taspen, Antonius Kosasih. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pada akhir Januari 2020 lalu, PT Taspen melaporkan berhasil meraup laba bersih Rp388 miliar di sepanjang tahun 2019. Namun, hingga pertengahan Februari 2021 ini, Taspen belum melaporkan kinerja tahun 2020.

Direktur Utama Taspen Antonius Kosasih pernah bilang, pihaknya menargetkan mampu mendapatkan laba bersih di atas Rp400 miliar untuk tahun buku 2020. Antonius Kosasih sendiri baru ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir jadi Dirut Taspen sejak Januari 2020.

Namun demikian, target tersebut tampaknya bakal sulit tercapai karena Taspen mengalami penurunan hasil imbal investasi per September 2020.

Seperti diketahui, pendapatan dari investasi menjadi penyumbang terbesar pendapatan Taspen di 2019. Pendapatan Taspen dari investasi di 2019 mencapai Rp1,47 triliun.

Nah, di tahun 2020 atau selama masa pandemi COVID-19 melanda Tanah Air, perusahaan asuransi pensiun pelat merah itu mencatatkan penurunan imbal hasil investasi atau yield on invesment (YOI) pada kuartal III 2020.

Taspen meraih imbal hasil investasi sebesar 6,3 persen per September 2020 atau turun dibandingkan realisasi tahun 2019 senilai 8,5 persen. Investasi terbesar Taspen berada di surat utang yakni 67,9 persen dari total investasi. Menyusul deposito 17,3 persen, reksadana 6,9 persen, saham 5,7 persen dan investasi langsung 2,2 persen.

Meski raihan imbal investasinya turun, dikutip dari kontan.co.id, Antonius Kosasih meyakini, Taspen masih menjadi salah satu pemain terbaik sehingga setiap pengalokasian investasinya akan membuat pasar kondusif. 

Terlebih, kata Mantan Direktur Utama PT Transjakarta ini, setiap penempatan investasi Taspen menerapkan beberapa prinsip. Di antaranya, memperhitungkan tingkat risiko yang dapat diterima serta investasi yang memberikan yield optimal. 

Kemudian Taspen berinvestasi pada instrumen yang tepat dan melalui analisa komprehensif, serta kemudahan pencairan nilai maupun hasil investasi dan pengalokasian aset-aset investasi dengan memperhatikan kondisi pasar. 

Selain itu, Taspen juga mengandalkan investasi pada properti-properti Jabodetabek. Bahkan ketika penjualan properti susah di masa pandemi, perusahaan justru mendapatkan investor global hingga meraih triliunan rupiah. 

"Kami juga bisa mendapatkan alternatif investasi justru di masa COVID-19 ketika imbal hasil cukup rendah. Kita cukup tinggi di pasar sebesar 6,5-7 persen dari imbal hasil investasi yang hasilnya lebih baik," tutur mantan Direktur Keuangan Wijaya Karya tersebut.