Tiongkok dan Filipina Saling Tuding Terkait Tabrakan Kapal Penjaga Pantai di Laut China Selatan
Kapal penjaga pantai China menembakkan meriam air ke arah kapal Filipina. (Twitter/@jaytaryela)

Bagikan:

JAKARTA - Filipina dan China kembali saling tuding terkait sengketa di Laut China Selatan, saat kapal penjaga pantai kedua negara bertabrakan di wilayah tersebut, meningkatkan ketegangan klaim wilayah.

Penjaga pantai Filipina menuduh Tiongkok menembakkan meriam air dan menabrak kapal pasokan dan kapal penjaga pantai, sehingga menyebabkan "kerusakan mesin yang serius" pada salah satu kapal, sementara penjaga pantai Tiongkok mengatakan kapal Filipina dengan sengaja menabrak kapalnya.

Pada Hari Sabtu, Filipina menuduh Tiongkok melakukan "tindakan ilegal dan agresif", menembakkan meriam air ke kapal penangkap ikan pemerintah yang dioperasikan sipil, sebuah tindakan yang disebut Beijing sebagai "langkah pengendalian" yang sah, melansir Reuters 10 Desember.

Dalam insiden Hari Minggu, penjaga pantai Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan, dua kapal Filipina, mengabaikan peringatan berulang kali, "secara ilegal memasuki perairan yang berdekatan dengan Terumbu Karang Ren’ai di Kepulauan Nansha tanpa izin dari pemerintah Tiongkok.”

Dikatakan, Unaizah Mae 1 "tiba-tiba berbelok secara tidak profesional dan berbahaya, dengan sengaja menabrak kapal Penjaga Pantai China 21556." Mereka menyebut pihak Filipina memikul tanggung jawab penuh.

Juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok Gan Yu meminta Filipina untuk menghentikan "tindakan provokatif", mengatakan Tiongkok akan terus melakukan "kegiatan penegakan hukum" di perairannya.

Di sisi lain, juru bicara penjaga pantai Filipina Jay Tarriela mengunggah di platform media sosial X, "M/L Kalayaan mengalami kerusakan mesin yang serius. Bertentangan dengan disinformasi Penjaga Pantai Tiongkok, UM1 ditabrak oleh kapal CCG."

Satuan tugas pemerintah Filipina mengutuk "tindakan pemaksaan dan manuver berbahaya terbaru yang tidak beralasan yang dilakukan Tiongkok terhadap misi pasokan pasokan yang sah dan rutin". Tindakan Tiongkok "mempertanyakan dan meragukan ketulusan seruan mereka untuk melakukan dialog damai", katanya dalam sebuah pernyataan.

Satuan Tugas Nasional Laut Filipina Barat mengatakan sebuah kapal penjaga pantai sedang menarik Kalayaan kembali ke Provinsi Palawan. Sementara, kapal penjaga pantai BRP Cabra "mengalami kerusakan pada tiang kapalnya setelah menjadi sasaran langsung meriam air berkekuatan penuh".

Diketahui, Insiden terbaru terjadi di lokasi yang telah lama disengketakan kedua negara, Second Thomas Shoal yang tidak berpenghuni di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina. Itu disebut Beting Ayungin dalam bahasa Filipina dan Ren'ai Jiao dalam bahasa China, bagian dari Kepulauan Spratly.

Manila menempatkan militernya di sebuah kapal perang tua yang sengaja dikandaskan di wilayah tersebut pada tahun 1999, untuk melindungi klaim maritim di sana. Misi pasokan rutin dikirim untuk memberikan dukungan logistik dan kebutuhan militer di sana.