Maskapai Virgin Atlantic Sukses Luncurkan Perjalanan dengan Pesawat Berbahan Bakar Ramah Lingkungan
Penerbangan Virgin dengan 100 persen bahan bakar ramah lingkungan (Twitter/@Virgin)

Bagikan:

JAKARTA - Pesawat Boeing 787 Dreamliner milik maskapai penerbangan Virgin Atlantic mencatat sejarah, usai berhasil melakukan perjalanan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan pada Selasa pekan ini.

Pesawat itu mendapatkan izin khusus dari regulator untuk mengisi 100 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), untuk perjalanan dari Bandara Heathrow London, Inggris menuju Bandara Internasional John F. Kennedy New York, Amerika Serikat.

Kedua mesin Rolls-Royce-nya ditenagai oleh campuran limbah lemak dan kerosene sintetis seberat 60 ton, yang dianggap memiliki emisi karbon 70 hingga 80 persen lebih rendah dibandingkan bahan bakar jet standar.

Presiden Rolls-Royce untuk Timur Tengah, Turki dan Afrika mengatakan, itu "peristiwa simbolis" yang menunjukkan bahwa bahan bakar tersebut layak secara teknis.

"Ini adalah momen bersejarah dan merupakan tonggak penting," katanya kepada The National News, seperti dikutip 30 November.

Sementara, pendiri Virgin Sir Richard Branson mengatakan dia "sangat bangga" saat menaiki pesawat tersebut.

"Dunia akan selalu menganggap sesuatu tidak bisa dilakukan, sampai Anda melakukannya," katanya.

"Semangat inovasi muncul dan mencoba membuktikan, kami dapat melakukan hal-hal lebih baik demi kepentingan semua orang," lanjutnya.

Adapun Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, penerbangan ini merupakan "tonggak penting dalam menjadikan perjalanan udara lebih ramah lingkungan dan mendekarbonisasi langit kita," seperti dikutip dari The Guardian.

Sedangkan Menteri Transportasi Inggris Mark Harper yang juga ikut dalam penerbangan mengatakan, "Penerbangan yang 100 persen bertenaga SAF hari ini menunjukkan bagaimana kita dapat melakukan dekarbonisasi transportasi baik saat ini maupun di masa depan, mengurangi emisi siklus hidup sebesar 70 persen dan menginspirasi solusi generasi berikutnya."

Menteri Harper mengatakan, pemerintah akan "terus mendukung industri SAF yang sedang berkembang di Inggris, karena industri tersebut menciptakan lapangan kerja, menumbuhkan perekonomian dan membawa kita menuju jet zero."

Terpisah, para pegiat mengatakan pemerintah dan maskapai penerbangan membuat klaim yang menyesatkan mengenai penerbangan tersebut, khususnya pengumuman Departemen Transportasi bahwa SAF akan "mewujudkan penerbangan tanpa rasa bersalah".

Direktur Kebijakan Aviation Environment Federation Cait Hewitt mengatakan: "Gagasan bahwa penerbangan ini membawa kita lebih dekat ke penerbangan bebas rasa bersalah adalah sebuah lelucon."

Dia mengatakan, produksi SAF akan sangat sulit untuk ditingkatkan secara berkelanjutan, dan menambahkan: "Mudah-mudahan, kita akan memiliki solusi teknologi yang lebih baik di masa depan, tetapi, untuk saat ini, satu-satunya cara untuk mengurangi CO2 dari penerbangan adalah dengan mengurangi jumlah penerbangan."

Diketahui, konferensi penerbangan yang dipimpin PBB di Dubai pekan lalu sepakat untuk menargetkan pengurangan emisi sebesar 5 persen pada tahun 2030, melalui penggunaan bahan bakar berkelanjutan, beberapa hari sebelum COP28 digelar di negara itu. Saat ini, perjalanan udara menyumbang sekitar 2 persen emisi karbon global.