Bagikan:

JAKARTA - Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel memimpin demonstrasi yang mendukung Palestina di ibu kota negara tersebut, Havana, mengatakan rakyat Kuba selalu bersama Palestina.

Dalam demonstrasi yang menurut unggahan Kementerian Dalam Negeri di media sosial X diikuti sekitar 100 ribu massa tersebut, Presiden Diaz-Canel didampingi oleh sang istri Lis Cuesta dan anggota senior Pemerintah Kuba, melansir Inquirer 24 November.

Berjalan di sepanjang jalur tepi laut Havana, Malecon yang menjadi lokasi Kedutaan Besar AS, pengunjuk rasa menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Massa yang mengibarkan bendera dan spanduk Palestina meneriakkan "bebas, bebaskan Palestina, Israel adalah genosida" dan "dukung kebebasan Palestina" saat mereka berbaris melewati gedung tersebut dan berunjuk rasa di dekatnya.

"Hari ini kami mengiringi pawai pemuda Palestina dan Kuba di Havana. Hati kita dan juga tindakan kita selalu dan akan selalu bersama Palestina . Biarkan genosida yang dilakukan oleh Israel, dengan dukungan terbuka dari Amerika Serikat, berhenti untuk selama-lamanya," tulis Presiden Diaz-Canel di X.

"Bebaskan Palestina," serunya.

Diketahui, Kuba telah menjadi pendukung kuat perjuangan Palestina selama beberapa dekade, serta telah melatih lebih dari 200 dokter Palestina. Kuba tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

"Kami berada di sini dan bukan suatu kebetulan kami melakukan demonstrasi di depan kedutaan Amerika Serikat," kata Anet Rodríguez, seorang profesor universitas, seperti melansir Reuters.

“Amerika Serikat adalah salah satu pihak yang paling bertanggung jawab dalam mendukung Negara Israel. AS mendukung pembantaian warga Palestina dan hukum internasional dilanggar," katanya.

Israel melakukan blokade total dan membombardir Gaza, sebelum kemudian melakukan operasi darat wilayah kantong Palestina itu, usai kelompok militan Hamas menyerang wilayah selatan mereka pada 7 Oktober, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera.

Pada Hari Rabu, Hamas-Israel menyepakati gencatan senjata selama empat hari yang mengiringi pembebasan 50 sandera di Gaza dan 150 tahanan Palestina, usai perundingan dengan mediator Qatar serta Amerika Serikat.

Hingga kemarin, kantor media pemerintah di Gaza mengatakan, jumlah korban teas akibat serangan Israel telah mencapai 14.854 orang.

"Para korban termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, sementara lebih dari 36.000 orang terluka," kata kantor itu, mengutip Anadolu.

Sekitar 7.000 orang masih belum ditemukan, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak, tambah kantor media tersebut.