JAKARTA - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengakhiri tur luar negeri ke kawasan Amerika Latin dengan menemui Pemimpin Kuba Miguel Diaz-Canel pada Hari Kamis, dalam kunjungan ke tiga negara untuk mencari sekutu-sekutu Amerika Latin yang dibebani sanksi Amerika Serikat seperti Iran.
Presiden Raisi mengatakan kepada para wartawan dalam sebuah forum perdagangan di Havana, Kuba dan Iran akan mencari peluang untuk bekerja sama dalam bidang pembangkit listrik, bioteknologi dan pertambangan.
"Kondisi dan situasi yang dihadapi Kuba dan Iran saat ini memiliki banyak kesamaan," kata Presiden Raisi dalam sebuah percakapan dengan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, melansir Reuters 16 Juni.
"Setiap hari hubungan kami semakin kuat," tandasnya.
Selain pertemuan kedua pemimpin, pejabat tinggi kedua negara juga menandatangani perjanjian administratif peningkatan kerja sama antara kementerian kehakiman kedua negara, dan badan-badan bea cukai, serta di bidang telekomunikasi.
Diketahui, Presiden Raisi awal pekan ini melakukan kunjungan maraton ke tiga negara. Pertama, ia ke Venezuela, di mana ia berjanji untuk meningkatkan perdagangan bilateral dan memperluas kerja sama di bidang petrokimia.
Sebelum melakukan kunjungan ke Kuba, Presiden Iran beserta rombongan juga ke Nikaragua, di mana Presiden Raisi bertemu dengan Presiden Daniel Ortega dari Nikaragua di negara Amerika Tengah tersebut.
Cuban President Miguel Díaz-Canel officially welcomed Ayatollah Seyyed Ebrahim Raisi, who has travelled to this country at the head of a high-ranking political and economic delegation, at the Palace of the Revolution in Havana on Thursday morning local time. pic.twitter.com/5ukRSlkQOJ
— Iran Foreign Ministry 🇮🇷 (@IRIMFA_EN) June 15, 2023
"Venezuela, Nikaragua, Kuba, dan Iran adalah beberapa negara yang secara heroik menghadapi sanksi (...) ancaman, blokade dan campur tangan imperialisme Amerika Serikat dan sekutunya dengan perlawanan yang gigih," kata Presiden Diaz-Canel kepada Presiden Raisi.
"Kunjungan ini memperkuat keyakinan kami, bahwa kami memiliki Iran sebagai negara sahabat di Timur Tengah, tempat kami dapat berbagi cerita... dan membicarakan masalah-masalah global yang paling kompleks," lanjutnya.
BACA JUGA:
Kunjungan Presiden Raisi dilakukan ketika Kuba bergerak untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu-sekutu yang jauh namun penting, seperti Rusia dan China, yang keduanya juga terkena sanksi AS.
Presiden Diaz-Canel tahun lalu juga bertemu dengan Presiden Rusia dan China, mempererat hubungan dan menandatangani kesepakatan untuk meringankan beban utang negara, serta mengamankan bantuan setelah dampak buruk Badai Ian, yang melanda negara itu musim gugur lalu.