Bagikan:

JAKARTA - Unjuk rasa kelompok buru di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan ricuh. Aksi demo ini menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2024 sebesar 15 persen.

Aksi ini digelar sejak siang tadi. Mereka menunggu Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengumumkam penetapan kenaikan UMP tahun depan. Namun, berjam-jam menunggu, penetapan UMP belum juga dikeluarkan.

Sekitar pukul 15.00 WIB, buruh mencoba membobol pagar Balai Kota DKI yang menjadi tempat kerja Heru Budi tersebut. Mereka terus menggoyangkan pagar sambil berorasi sampai pukul 15.15 WIB pagar tersebut jebol.

Aparat kepolisian yang berjaga dari halaman Balai Kota DKI langsung bergerak maju menghalangi akses masuk dari pagar yang dibobol. Pagar yang berhasil terangkut oleh buruh lalu dibawa ke tengah jalan, sebelum akhirnya diamankan oleh aparat.

Tak lama, barisan aparat kepolisian langsung menerjunkan mobil water canon dan mobil pengurai massa. Di depan hadapan buruh, polisi yang menggunakan helm dan tameng membentuk barisan mencoba memukul mundur massa.

Sebelumnya buruh berharap Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersedia menentukan besaran kenaikan UMP 2024 sesuai keinginan mereka, yakni 15 persen menjadi sekitar Rp5,6 juta.

"Kira-kira sekitar 15 persen, itu harapan kami dari kaum buruh. Silakan nanti Bapak Gubernur, harapan kami bisa memberikan keputusan kebijakan yang sangat bijaksana buat kaum buruh," kata Ketua DPD FSP LEM SPSI DKI Jakarta Yusup Suprapto selalu perwakilan buruh di sela aksi unjuk rasa.

Yusup menilai kenaikan UMP 15 persen merupakan batasan yang cukup bagi para buruh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengingat, pada tahun ini, harga kebutuhan pokok terus meningkat.

"Sebagai catatannya, tahun lalu saja beliau (Heru) berani menetapkan kenaikannya itu 5,6 persen. Artinya, kami berharap beliau bisa memberikan kenaikan yang pantas sebagaimana usulan dari serikat pekerja, serikat buruh, itu kenaikannya itu di angka Rp5,6 juta," jelas dia.

Demo buruh di Balai Kota DKI Jakarta/FOTO: Diah Ayu-VOI

Bila kenaikan upah para pekerja meningkat cukup tinggi, buruh yakin bisa menutupi kebutuhan biaya hidupnya. Dari hal ini, Yusup menilai akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.

"Kalau upah saya naiknya bagus, mencukupi kebutuhan hidup saya untuk tahun depan, kan saya bisa membelanjakan uang saya untuk kepentingan-kepentinhan dalam negeri saya, keluarga saya, anak-anak saya. Roda perekonomian juga hidup," tutur Yusup.