MAKI Anggap Firli Bahuri Merasa Asing Saat Diperiksa di Bareskrim Gara-gara Tak Diistimewakan
Ketua KPK Firli Bahuri/DOK VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) menilai Ketua KPK Firli Bahuri merasa asing saat menjalani pemeriksaan dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Bareskrim Polri karena dia tak diistimewakan. Berbeda dengan saat berada di kantornya, Firli sama sekali tidak dibantu.

"Kalau merasa asing karena masa pengabdian sekian tahun tapi seperti tidak dilindungi oleh lembaganya sendiri, itu menunjukkan Mabes Polri profesional," kata Boyamin dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa, 21 November.

Boyamin mengatakan Firli mungkin saja merasa akan mendapat keistimewaan ketika diperiksa penyidik polisi di Bareskrim Polri. Nyatanya, hal itu justru tidak dia dapatkan karena setiap saksi mendapatkan perlakuan yang sama.

"Sehingga Pak Firli kaget-kaget seakan mau bersembunyi dari wartawan karena tidak merasa percaya diri," tegasnya.

Sementara di KPK, Firli dianggap lebih percaya diri karena dia bisa mengatur segalanya. "Bahkan sampai berani konferensi pers satu arah," ungkap Boyamin.

"Itu karena percaya diri di kantornya. Kalau di Mabes Polri enggak nyaman jadi enggak mau ketemu dengan wartawan," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Firli mengaku tak menyangka mendapat ketidakadilan dari Polri. Padahal Firli sudah mengabdi selama 40 tahun dan pensiun dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal (Komjen).

Hal ini disampaikan Firli berkaitan dengan pemeriksaannya sebagai saksi dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo oleh Pimpinan KPK. Awalnya Firli mengatakan dia sudah puluhan tahun berseragam cokelat sebelum akhirnya pensiun.

"40 tahun pengabdian saya, saya habiskan hidup saya untuk pengabdian (kepada, red) bangsa dan negara hingga berakhir sebagai purnawirawan Polri dengan pangkat Komisaris Jenderal Polisi," kata Firli dalam konferensi pers di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 20 November.

Namun, Firli mempertanyakan pengabdiannya itu setelah menjalani pemeriksaan kemarin. "Saya tentu bertanya kepada diri saya," ujarnya.

"40 tahun lama mengabdi di lembaga Polri tapi kemarin saya harus bertanya, apa benar saya pernah selama itu mengabdi di sana. Dan mengapa markas besar itu terasa asing bagi saya," sambung Firli.

Firli mengatakan perasaan itu bergolak ketika dia diperiksa penyidik. Apalagi dia tak pernah sekalipun merasa mangkir atau tidak hadir tanpa keterangan.

Dia memastikan ketidakhadirannya beberapa waktu lalu sudah dikomunikasikan melalui biro hukum. Sebab, Firli harus menjalankan tugasnya sebagai Ketua KPK.

"Saya dipanggil 8 November 2023 tapi dalam waktu yang sama saya juga harus menjalankan tugas-tugas saya sebagai Ketua KPK, hadir di tengah masyarakat episentrum upaya pemberantasan korupsi yaitu Aceh. Sehingga saya harus berangkat ke Aceh. Itulah sejatinya bukan mangkir tapi menyesuaikan agenda lembaga KPK," jelasnya.