Bagikan:

JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan dokter di Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emirati, Rafah, Gaza selatan mengatakan, 31 bayi baru lahir yang dievakuasi dari Gaza tengah berjuang melawan infeksi dan kondisi serius.

Sebelas bayi yang baru lahir berada dalam "kondisi kritis," kata WHO dalam pernyataan mereka, melansir CNN 20 November.

WHO mengatakan, bayi-bayi tersebut jatuh sakit karena kurangnya pasokan medis di Rumah Sakit Al-Shifa, serta sulitnya melanjutkan tindakan pengendalian infeksi di rumah sakit tersebut di tengah serangan Israel yang terus berlangsung.

"Kami sedang melakukan tes terhadap semua bayi tersebut dan mereka diberi cairan serta obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan kondisi mereka. Untuk saat ini, mereka berada dalam kondisi yang sulit dan stabil," jelas Mohammad Salamah dari Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emirati.

"Namun, kondisi ini mungkin akan memburuk, terutama mengingat kita bisa saja kehabisan listrik kapan saja selama bahan bakar tidak masuk ke Gaza," lanjutnya.

Para orangtua bayi yang baru lahir tersebut diharapkan dapat melakukan perjalanan dengan aman bersama rombongan. Namun, WHO mengatakan sangat sedikit bayi yang ditemani oleh anggota keluarga.

"Enam petugas kesehatan dan 10 anggota keluarganya yang selama ini berlindung di rumah sakit juga dievakuasi," kata WHO.

Dikatakan, hal tersebut karena para pejabat Gaza tidak dapat dengan mudah menemukan anggota keluarga dekat akibat intensnya pertempuran antara Israel dengan Hamas serta terputusnya komunikasi.

Diketahui, misi evakuasi 31 bayi ini dipimpin oleh staf senior WHO, termasuk seorang spesialis medis dan dokter, serta perwakilan dari UNICEF, UNMAS, UNRWA, termasuk staf medis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) beserta ambulans mereka, tulis WHO di media sosial X.