Sebut Israel Kalah dari Hamas, Ayatollah Ali Khamenei Iran: Menyerbu RS atau Rumah Penduduk Bukan Kemenangan
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Wikimedia Commons/Khamenei.ir)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Israel telah mengalami "kekalahan" dalam perang melawan Hamas, menyerukan pemutusan hubungan diplomatik negara-negara muslim dengan Israel.

Dalam pidatonya di pusat pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Teheran, Khamenei mengatakan "kekalahan rezim Zionis (Israel) di Gaza adalah sebuah fakta," melansir The Times of Israel 19 November.

"Menyerbu dan masuk ke rumah sakit atau rumah penduduk bukanlah sebuah kemenangan, karena kemenangan berarti mengalahkan pihak lain," ujarnya.

Israel diketahui menyerbu Rumah Sakit Al Shifa di Gaza tengah pekan lalu, menuduh kelompok militan Hamas memiliki pos komando dan operasi di bawah rumah sakit tersebut, termasuk mengatakan kemungkinan penyimpanan senjata.

Khamenei menilai Israel "sejauh ini gagal" dalam mencapai tujuan yang dinyatakannya untuk menghancurkan Hamas, "meskipun terjadi pemboman besar-besaran di Gaza."

"Ketidakmampuan ini mencerminkan ketidakmampuan Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang mendukung Israel," tambahnya.

Sebelumnya, Khamenei menyerukan negara-negara muslim untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, mengkritik negara Islam yang tidak mengecam Israel.

"Beberapa pemerintahan Islam mengecam kejahatan Israel di pertemuan, sementara beberapa lainnya tidak. Ini tidak dapat diterima," kata Khamenei, menegaskan kembali tugas utama Pemerintahan Islam adalah memutus akses Israel terhadap energi dan barang, seperti dkutip dari Reuters.

"Pemerintahan Islam setidaknya harus memutuskan hubungan politik dengan Israel untuk jangka waktu terbatas," ujar Khamenei.

Perkataannya merujuk pada pertemuan puncak bersama antara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Islam dan Liga Arab di ibu kota Arab Saudi pada 11 November. Negara-negara Muslim tidak setuju untuk menjatuhkan sanksi luas terhadap Israel, seperti yang diminta oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi.