JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky memerintahkah perubahan cepat dalam operasi militer yang dilakukan negara itu, mengumumkan pemecatan komandan pasukan medis militer.
Pengumuman itu dilakukan Presiden Zelensky saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Rustem Umerov, di tengah perdebatan mengenai pelaksanaan perang selama 20 bulan melawan Rusia, dengan pertanyaan mengenai seberapa cepat serangan balasan di timur dan selatan dilakukan.
"Dalam pertemuan hari ini dengan Menteri Pertahanan Umerov, prioritas telah ditetapkan," ujar Presiden Zelensky dalam pidato video malamnya, melansir Reuters 20 November.
"Hanya ada sedikit waktu tersisa untuk menunggu hasilnya. Tindakan cepat diperlukan untuk perubahan di masa depan," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ia mengatakan telah memecat Mayor Jenderal Tetiana Ostashchenko dari posisinya sebagai komandan Pasukan Medis Angkatan Bersenjata Ukraina.
"Tugasnya jelas, seperti yang telah berulang kali ditekankan di masyarakat, khususnya di kalangan petugas medis tempur, kita memerlukan tingkat dukungan medis baru yang mendasar bagi tentara kita," paparnya.
Hal ini, katanya, mencakup berbagai hal - tourniquet yang lebih baik, digitalisasi, dan komunikasi yang lebih baik.
Ostashchenko digantikan oleh Mayor Jenderal Anatoliy Kazmirchuk, kepala klinik militer di Kyiv.
Pemecatannya dilakukan seminggu setelah sebuah media Ukraina melaporkan, pemecatannya dan juga pemecatan orang lain, akan segera dilakukan setelah berkonsultasi dengan paramedis dan pejabat lain yang bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada militer.
Sementara itu, Menhan Umerov mengakui adanya perubahan pada aplikasi pesan Telegram, menetapkan digitalisasi sebagai prioritas utama, "pengobatan taktis" dan rotasi prajurit.
BACA JUGA:
Terpisah, militer Ukraina melaporkan apa yang mereka gambarkan sebagai kemajuan dalam merebut kembali daerah-daerah yang diduduki di timur dan selatan. Minggu lalu, mereka mengakui pasukannya telah menguasai daerah-daerah di tepi timur Sungai Dnipro di wilayah Kherson selatan.
Sedangkan Panglima Militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhniy dalam sebuah esai yang diterbitkan bulan ini mengatakan, perang sedang memasuki tahap baru dengan Ukraina membutuhkan teknologi yang lebih canggih untuk melawan militer Rusia.