JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat pada tahun 2023 jumlah titik panas (hotspot) yang menjadi titik api sebanyak 10.090 titik atau 80 persen di Sumatra Selatan (Sumsel).
Jumlah ini jauh lebih sedikit daripada tahun 2015 sebanyak 71.000 titik api dan tahun 2019 dengan jumlah 29.000 titik.
"Area yang (banyak) terbakar itu adalah areal yang terbuka, sehingga harus diteliti dan harus dicarikan solusi karena areal terbuka berarti ingin dipergunakan oleh masyarakat," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam pernyataan yang dikutip dari Antara, Jumat 17 November.
Selain itu, Siti Nurbaya mengatakan terkait perusahaan yang melanggar aturan sudah ada langkah-langkah oleh Ditjen Gakkum.
"Saya juga mendapat laporan dari Pemda kalau mereka juga mengambil langkah-langkah sanksi hukum. Kita bisa paralel tidak ada masalah," ujarnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan dalam upaya penanganan karhutla, Pemprov Sumsel bersama jajaran dan stakeholder yang lain terus bersinergi melakukan penanganan karhutla.
“Berbagai langkah yang dilakukan, salah satunya dengan melakukan pergeseran anggaran untuk penanganan karhutla di tingkat kabupaten/kota. Pemda bisa melakukan pergeseran anggaran dalam kondisi darurat, artinya tidak ada alasan pemda tidak ada anggaran terutama dalam penanganan karhutla,” ujar Fatoni.