JAKARTA - Dewan Keamanan PBB pada Hari Rabu menyepakati resolusi yang menyerukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran di Jalur Gaza, untuk memungkinkan akses bantuan, saat jumlah korban tewas akibat konflik Hamas-Israel di wilayah tersebut terus bertambah.
Resolusi yang diusulkan oleh Malta ini juga menyerukan pembebasan seluruh sandera oleh Hamas maupun kelompok lain, khususnya anak-anak dan memastikan akses kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Duta Besar Malta untuk PBB Vanessa Frazier mengatakan, krisis saat ini diikuti dengan meningkatnya jumlah kematian, kehidupan bayi yang baru lahir terancam, dan lebih dari satu juta orang mengungsi di mana lebih dari setengahnya adalah anak-anak.
"Rancangan resolusi menyerukan jeda kemanusiaan dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok lain," ujar Duta Besar Frazier, melansir situs PBB 16 November.
"Pemungutan suara kami hari ini berarti kehidupan manusia yang nyata," sambungnya, sambil mendesak anggota Dewan untuk memberikan suara yang mendukung.
Hasilnya, Albania, Brasil, China, Ekuador, Prancis, Gabon, Ghana, Jepang, Malta, Mozambik, Swiss dan UEA mendukung resolusi ini. Sementara, Amerika Serikat, Inggris dan Rusia menyatakan abstain.
BREAKING: UN Security Council adopts resolution proposed by Malta on the Israel-Palestine crisis:
In favor (12)
Against (0)
Abstentions (3) - Russia, UK, US pic.twitter.com/2dgoPidrXF
— UN News (@UN_News_Centre) November 15, 2023
Diketahui, ini merupakan upaya kelima dari DK PBB untuk menghasilkan resolusi terkait krisis di Gaza. Empat usulan resolusi sebelumnya kandas, baik karena kurangnya suara mayoritas maupun penggunaan hak veto oleh anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Empat usulan yang kandas sebelumnya datang dari Brasil, Rusia (dua kali) dan Amerika Serikat. Fokus perbedaan pada rancangan resolusi yakni pemilihan gencatan senjata atau jeda kemanusiaan.
Diketahui, mekanisme pemungutan suara resolusi DK PBB memerlukan minimal sembilan suara mendukung, dari total 15 anggota dewan tersebut, tanpa adanya veto dari salah satu anggota tetap dewan, yakni Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis dan Rusia. Bulan ini, Brasil menjabat sebagai Presiden DK PBB.
Terpisah, kantor media pemerintah di Gaza pada Hari Rabu mengumumkan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza bertambah menjadi 11.500, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 wanita.
"Jumlah kematian di kalangan personel medis telah mencapai 200 orang," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan di Telegram, dikutip dari Anadolu.
BACA JUGA:
Sedangkan jumlah orang yang terluka mencapai 29.800 orang, dan sekitar 70% di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Pernyataan Hari Rabu juga menyebutkan 95 gedung gedung pemerintah dan 255 sekolah telah hancur. Sebanyak 74 masjid hancur total dan 162 rusak sebagian, serta tiga gereja.
Sementara itu, korban tewas di Israel mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.