JAKARTA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pembunuhan terhadap bayi dan anak-anak di Gaza yang dikepung Israel harus diakhiri, namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjawab kritik terhadap negaranya dengan menyalahkan itu kepada kelompok militan Palestina Hamas.
Kanada menyatakan Israel berhak untuk membela diri melawan Hamas, setelah serangan kelompok tersebut ke wilayah selatan negaranya menewaskan sekitar 1.400 orang dan menyebabkan 240 orang lainnya disandera.
Namun, seiring dengan terus meningkatnya korban tewas dan luka-luka di Gaza, Kanada, seperti Amerika Serikat dan sekutu lainnya, menyatakan keprihatinan atas kondisi yang terjadi. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan, sekitar 11 ribu orang telah tewas sejak konflik pecah bulan lalu, di mana 40 persen di antara yang tewas dikatakan anak-anak.
"Saya mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri secara maksimal. Dunia menyaksikan, di TV, di media sosial, kami mendengarkan kesaksian para dokter, anggota keluarga, penyintas, anak-anak yang kehilangan orang tua mereka," kata PM Trudeau seperti melansir Reuters 15 November.
It is not Israel that is deliberately targeting civilians but Hamas that beheaded, burned and massacred civilians in the worst horrors perpetrated on Jews since the Holocaust.
While Israel is doing everything to keep civilians out of harm’s way, Hamas is doing…
— Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו (@netanyahu) November 15, 2023
"Dunia menyaksikan pembunuhan terhadap perempuan, anak-anak dan bayi. Ini harus dihentikan," katanya pada konferensi pers di British Columbia.
Di sisi lain, PM Trudeau juga mengatakan Hamas harus berhenti menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia, serta melepaskan semua sanderanya.
Menanggapi hal tersebut, PM Benjamin Netanyahu mengatakan, bukan Israel yang sengaja menargetkan warga sipil dengan senjata, tetapu Hamas yang memenggal, membakar dan membantai warga sipil.
"Itu Hamas, bukan Israel yang harus bertanggung jawab karena melakukan kejahatan perang ganda, menargetkan warga sipil sambil bersembunyi di belakang warga sipil," tulisnya di X, seperti mengutip The Times of Israel.
BACA JUGA:
"Kekuatan peradaban harus mendukung Israel dalam mengalahkan Hamas," lanjutnya.
Diketahui, tiga dari 39 bayi prematur yang dirawat di RS Al-Shifa di Gaza meninggal, setelah rumah sakit kehabisan bahan bakar untuk menyalakan generator agar inkubator para bayi tetap menyala pada akhir pekan.
Sementara, kehidupan 36 bayi lainnya di rumah sakit tersebut juga berada dalam bahaya, tidak ada mekanisme yang jelas untuk pemindahan, meski Israel dikatakan berupaya menyediakan inkubator untuk evakuasi.