JAKARTA – Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam mengakui bahwa hasil survei terkait elektabilitas capres dan cawapres bisa menggiring opini publik. Karena itu, dia meminta rakyat bisa obyektif dalam melihat hasil survei.
“Memang bisa menggiring opini publik. Tapi, hasil beberapa lembaga survei yang berbeda-beda juga bisa membingungkan publik. Karena itu, pemilih harus menyikapi secara obyektif terhadap hasil-hasil survei,” ujarnya, Minggu 12 November.
Umam menjelaskan, sebenarnya tidak ada masalah terkait survei elektabilitas capres dan cawapres. Sebab, survei merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui tingkat keterpilihan seorang calon di masyarakat. Apalagi, secara ilmiah metodologi dalam melakukan survei juga dapat dibuktikan.
Persoalannya, lanjut Umam, terletak dalam cara melakukan survei tersebut. Dia mencontohkan, cara penentuan dan pengambilan sample, serta cara melakukan wawancara dapat memengaruhi hasil sebuah survei.
BACA JUGA:
“Ini yang membuat hasil beberapa lembaga survei berbeda. Semua tentu valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara metodologis dan ilmiah. Karena itu, rakyat harus bijak dalam melihat hasil-hasil survei,” terangnya.
Sebelumnya, bakal cawapres dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar menilai bahwa hasil survei elektabilitas capres dan cawapres bisa menjadi upaya penggiringan opini publik terkait pemenang Pilpres 2024. Ketua Umum PKB itu juga menganggap jika hasil beberapa survei yang menyebutkan bahwa Pilpres 2024 berpotensi hanya berjalan satu putaran termasuk salah satu upaya menggiring opini publik.