Paket Bantuan untuk Ukraina Mengecil, Pentagon Kehabisan Anggaran?
Gedung Departemen Pertahanan AS. (Wikimedia Commons/U.S. Navy)

Bagikan:

JAKARTA - Paket bantuan militer dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menyusut dengan cepat, dengan hampir seluruh anggaran bantuan telah dicairkan, saat Ukraina terus berupaya untuk melawan invasi Rusia.

Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan, Amerika Serikat telah mencairkan 95 persen dari dana awal sebesar 62,3 miliar dolar AS yang dimilikinya untuk bantuan Ukraina, hanya memiliki 1 miliar dolar yang tersisa untuk mengisi kembali persediaan persenjataan yang telah dikirim ke Kyiv.

"Seperti yang Anda lihat, paket-paket bantuan kami semakin mengecil karena kami harus membagi-bagi bantuan kami untuk Ukraina," kata Singh, melansir The National News 10 November.

Kongres Amerika Serikat mengalami kebuntuan dalam hal pendanaan Ukraina. Para senator dari Partai Republik dan Demokrat ingin mengesahkan miliaran dollar lebih banyak dalam bentuk pendanaan.

Namun, Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin oleh Partai Republik menolak untuk mempertimbangkan paket pengeluaran Gedung Putih, seiring dengan meningkatnya oposisi sayap kanan yang menentang pengiriman lebih banyak dana.

Singh mengatakan, Negeri Paman Sam terus mengirimkan bantuan kepada Ukraina, namun paket bantuannya "semakin kecil".

"Kami benar-benar memohon kepada Kongres untuk meloloskan permintaan tambahan yang diajukan oleh Presiden (Joe Biden) agar kami dapat terus memenuhi kebutuhan Ukraina di medan perang," ujarnya.

Presiden Biden sendiri telah mendesak Kongres AS untuk meloloskan RUU pengeluaran tambahan senilai 106 miliar dolar AS, dengan sebagian besar dana tersebut digunakan untuk meningkatkan pertahanan Ukraina dan sisanya dibagi antara Israel, Indo-Pasifik dan penegakan perbatasan.

Di sisi lain, Partai Republik di DPR justru mengajukan rencana pendanaan mereka sendiri yang mencakup bantuan sebesar 14,3 miliar dolar AS kepada Israel, namun tidak untuk Ukraina. RUU tersebut tidak memiliki peluang untuk berhasil, karena Presiden Biden yang merupakan seorang Demokrat, mengatakan akan memveto RUU tersebut.

Bulan lalu, Pentagon mengatakan penutupan pemerintahan, yang juga akan terjadi akhir bulan ini, akan memperlambat laju penggantian stok senjata yang dikirim ke Ukraina.