JAKARTA - Israel telah melakukan langkah-langkah yang memungkinkan warga sipil untuk mengungsi ke wilayah selatan Gaza, kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant Hari Kamis, saat negara itu dikabarkan menyetujui jeda operasi militer selama beberapa jam.
Gedung Putih mengatakan Israel menyetujui jeda operasi militer selama empat jam sehari di utara Gaza, setelah perang berlangsung lebih dari sebulan dan menewaskan ribuan orang dan memicu kekhawatiran konflik regional.
Namun menjelang malam, tidak ada laporan mengenai meredanya pertempuran yang terjadi di reruntuhan bangunan di utara Jalur Gaza.
Juga tidak ada konfirmasi langsung dari Israel, yang berbicara secara lebih umum mengenai tindakan yang tampaknya sesuai dengan pengaturan yang sudah ada.
"Kami melakukan langkah-langkah lokal dan tepat untuk memungkinkan keluarnya warga sipil Palestina dari Kota Gaza ke arah selatan, sehingga kami tidak merugikan mereka. Hal-hal ini tidak mengurangi semangat bertempur," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, melansir Reuters 10 November.
Israel memblokade wilayah Gaza dan membombardir wilayah tersebut, usai serangan kelompok militan Hamas ke wilayah selatan mereka pada 7 Oktober lalu, menewaskan 1.400 orang dan 240 lainnya disandera.
Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel telah mengizinkan warga sipil melewati jalur utama ke selatan dengan aman selama tiga atau empat jam setiap hari.
Kepada wartawan Menhan Gallant menegaskan, tidak akan ada gencatan senjata penuh saat ini.
"Kami tidak akan berhenti berperang selama sandera kami berada di Gaza dan selama kami belum menyelesaikan misi kami, yaitu menggulingkan rezim Hamas dan menghilangkan kemampuan militer dan pemerintahannya," tegasnya Gallant.
BACA JUGA:
Sementara itu, Taher Al-Nono, penasihat politik pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, mengatakan pada Hari Kamis, negosiasi yang tidak ditentukan terus berlanjut dan sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai dengan Israel.
Hingga Kamis, sekitar 10.812 warga Gaza telah tewas akibat serangan Israel, di aman sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, kata para pejabat Palestina.